Part 14

128 30 6
                                    

Matahari suka aku bersinar dipagi yang cerah, tapi aku suka bintang yang bersinar dikegelapan.
–Khanza Raqilla

—Pacar?—

"Siapa kalian?!" bentak Khanza.

"Shtt! Manis jangan berisik." tegur lelaki bertubuh buntal.

Ada dua orang lelaki dengan pakaian hitam telah menyekap Khanza. Khanza sendiri tidak mengenal salah satu dari mereka. Mereka tidak menutup wajahnya, atau justru menampakkan wajahnya kepada Khanza. Tapi tidak asing bagi Khanza, namun entahlah.

"MAU APA KALIAN?!" teriak Khanza melihat gelagat lelaki satunya mendekat.

Plakk!

"Saya bilang jangan berisik!" ujarnya.

Tamparan itu sangat kuat. Melainkan tamparan ayah tirinya, Marko. Tidak! hanya saja sama.

"Kenapa? kamu takut gadis manis?" tanya lelaki buntal tadi.

"Ahaha!" tawa lelaki satunya.

"Sudah tenang saja, kau aman disini," ujarnya. "Hubungi Vino sekarang."

"Baiklah, surya." smirk Abdi, "jangan terlalu galak, nanti ketampananmu hilang." goda Abdi.

"Cih!"

Abdi keluar gudang dan menelpon seseorang yang disuruh surya tadi, Vino. Khanza semakin penasaran dengan siapa yang mereka hubungi, dan apa maksudnya menculik Khanza?

15 menit kemudian datanglah sebuah mobil mewah. Derap langkah seorang dengan tubuh berwibawa memasuki gudang. Wajahnya menggunakan masker. Tubuhnya etlis, seperti pernah Khanza lihat.

"Dimana dia?" tanya nya.

"Didalam. Masuk saja,"

"Hai," sapa seorang lelaki yang baru saja sampai.

Ia tampak tersenyum, matanya menatap Khanza tajam.

"Bagaimana manis, sudah siap bertemu dengan ayahmu?"

Brakk!

Gebrakan meja itu mengejutkan Khanza. Matanya menatap sekitar, ternyata dirinya masih disekolah. Lalu apa tadi? Khanza bermimpi?

Farel, Tara, dan Raven menatapnya menyelidik. Seperti Khanza lah pelaku dalam suatu masalah.

"Apa ha?" tanya Khanza sedikit memberanikan diri menatap ke tiganya.

"Lo yang apa?!" bentak Tara balik. "Lo tidur disekolah?"

"Ini beneran lo Za?"

"Gak mungkin Khanza bisa tertidur disekolah!"

"Kenapa ada masalah?" tanya Raven lembut, berbeda dengan Farel dan Tara.

Khanza tampak linglung ingin menjawab pertanyaan Raven. Pasalnya Raven menatap dengan tajam, seolah tahu apa yang Khanza sembunyikan.

"Em....anu apa ya? hehe." ujar Khanza bingung.

"Astagfirullah kamu berdosa banget." ujar Farel dramatis.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang