Part 2

358 110 10
                                    

Malam ini hujan turun dengan deras. Sepertinya hujan tau ada hati yang sedang terluka saat ini. Rain turun demi angkasanya.

Khanza berdiri didepan jendela kamarnya menikmati dinginnya hujan malam. Angin malam terus menyapa wajahnya. Gadis itu merangkul tubuhnya, kedinginan namun tak seberapa. Tanpa ia sadari air matanya turun begitu saja.

Khanza menatap langit gelap dengan pandangan kosong. Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga merasa seperti orang kesepian. Khanza menangis dalam diam.

Dingin malam menemaninya. Seolah hanya hujan yang mengerti perasaannya.

Cahaya terang dari arah pintu terbuka dengan jelas menampakkan sosok wanita paruh baya disana. Wanita itu tersenyum. Ia ibu Khanza, Lesti. Khanza menatapnya datar.

"Za, makan malam dulu yuk," ajak Lesti lembut.

Khanza diam. Menatap wajah ibunya yang sudah bersih tidak ada memar lagi disana.

"Za ayo!"

"Khanza udah makan bu,"

"Kapan? Dari sore kamu di kamar terus sayang,"

"Tadi udah sama Tara," ucapnya lalu berjalan ke atas kasur.

"Khanza mau tidur, ibu keluar aja," ucapnya lembut.

"Lupakan semuanya Za. Mari bangkit dari keterpurukan ini. Jangan lemah Za!" nasihat Lesti menghampiri Khanza.

"Ibu, Khanza mau tidur ya,"

"Selalu begitu. Bukan ibu yang salah Za, tapi takdir takdir!"

Khanza menghela nafasnya berat. Ibunya keras kepala! padahal sedari tadi Khanza tidak mau membahas permasalahan ini.

"Yaudah ibu keluar!" akhirnya Lesti nyerah.

Sepeninggal Lesti, Khanza merubah posisi tidurnya menatap langit langit kamarnya. Matanya tak berkedip, hingga ia benar benar terlelap.

Clek..

Bunyi knop pintu kamar terbuka lagi membuat cahaya terang menyelulup ke arah tempat tidur Khanza. Namun, gadis itu tidak terbangun. Ia dapat merasakan ada seseorang disampingnya. Matanya berat sekali tidak bisa membukanya.

"Kakk..." bisiknya disamping telinga Khanza.

Khanza dapat mendengar namun ia tak bisa bangun dari tidurnya.

"Kak Dyra tidul sama kakak ya," ucap Dyra.

Ternyata Dyra. Syukurlah, Khanza membalas dengan gumaman. Tanda ia menyetujui bahwa Dyra akan tidur bersamanya.

"Aaaaaa....!" teriak Dyra histeris ketakutan.

Khanza membelalakan matanya ia kaget dengan teriakan tersebut membuatnya terbangun dari tidurnya.

Khanza menatap bocah kecil disampingnya itu. bocah itu sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. KETAKUTAN!

"Eh Dyra lo kenapa si? Astaga kakak sampe kaget!" ucap Khanza.

"Itu tu! Ada bayangan olang tadi," jawab Dyra sambil menunjuk ke arah jendela yang tertutup rapat. Khanza menghela nafasnya ia lupa mengambil bonekanya yang ia jemur tadi siang.

Khanza beranjak menuju jendela mengambil boneka tersebut. Namun,
Tangannya dicekal oleh Dyra.

"Kak jangan....nanti kakak dimakan!" ucapnya.

"Enggak Ra, itu boneka kakak!" jelas Khanza lembut sambil melepas cekalan Dyra.

Dyra mengaguk lalu melepas cekalannya. Menatap kakaknya, Khanza berjalan ke arah jendela.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang