Part 13

125 28 3
                                    

—Rencana—

"Kamu kenapa?" tanya seorang Pria.

"Aku gapapa," sahut Lesti. Ia memalingkan wajahnya.

"Kalau ada apa-apa cerita sama aku." ujar Pria itu.

Lesti Mengangguk. Pria itu memeluk tubuh Lesti dari samping. Mereka berada di taman yang ditemani gelap malam bersama bintang-bintang.

"Aku capek!" keluh Lesti.

"Kenapa? dia ngapain kamu?" tanya Pria tersebut.

"Aku yang terobsesi atau dia yang egois?" lirih Lesti.

"Kamu berhak mempertahankan hak kamu, selagi itu baik buat kamu lakukan." saran nya.

"Dia akan semakin marah," ujar Lesti. "Aku mulai gak nyaman sama semuanya."

"Tinggalkan." ujar Pria tersebut tanpa berpikir dahulu.

Lesti tercengang tidak menyangka bahwa laki-laki dihadapan nya akan mengatakan hal tersebut. Segera Lesti menggeleng.

"Aku punya anak, ga mungkin." ujar Lesti menolak.

"Aku yang menanggung nya,"

"Kamu yakin?" tanya Lesti. "Aku ga percaya."

"Aku yakin, aku janji." ujarnya.

*****
"Lo pinter juga, Za." ujar Tara antusias.

"Emang gua pinter." bela Khanza.

"Iyaa iyaa,"

Disini lah dua sahabat berada sekarang, sebuah Cafe tempat biasa mereka nongkrong.

Khanza membawa buku tugas yang diberikan guru tadi di sekolah, dan Tara yang membawa laptop. Belajar bersama sebutan yang tepat untuk mereka saat ini.

"Eh gua kebelet lagi!" adu Tara.

"Yaudah sana ke kamar mandi," ujar Khanza.

"Takut, Za!"

"Takut apa? gak ada apa-apa,"

"Yaudah deh gua ke toilet dulu." ujar Tara berlalu menuju toilet.

Sepergian Tara, dua orang lelaki dengan pakaian hitam namun tidak menutupi wajahnya, keluar dari arah belakang Cafe. Khanza terus memperhatikan wajah kedua yang terlihat santai, namun ada rasa yang berbeda saat salah satu mata lelaki itu bertemu dengan nya.

Tatapan itu terputus olehnya, Khanza mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Permisi, Dek." sapa seseorang.

Suara tersebut membuat Khanza menatap sang pemilik. Sedikit terkejut, dengan cepat Khanza merubah keterkejutan nya.

"Iyaa?" ujar Khanza.

"Apakah saya boleh duduk disini?" ujar Lelaki tersebut.

"Silahkan," sahut Khanza.

Ya, Lelaki yang di hadapan Khanza sekarang adalah Lelaki yang sama—Lelaki dengan pakaian hitam tadi. Akan tetapi, Lelaki ini sendiri tidak dengan temannya. Ada perasaan takut juga penasaran dilubuk hati Khanza.

"Ada apa ya?" tanya Khanza.

"Tidak apa-apa." sahutnya. "Temanmu yang dikamar mandi?" tanya nya.

Tara?

"Iyaa, kenapa?" tanya Khanza penasaran.

"Saya hanya ingin menyampaikan pesan," ujar nya.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang