Motor ayah Khanza sampai didepan gerbang SMA Kusuma Bangsa. Khanza turun dari motor lalu tangannya terulur menyalami tangan ayahnya. Tapi, ayahnya sudah berlalu pergi menghiraukan uluran tangan Khanza.
Sebenarnya Khanza bingung dengan sifat ayahnya yang suka tiba-tiba berubah. Tapi syukurlah, pagi ini ia tidak terlambat karna mungkin ayahnya sedang baik hati padanya.
Khanza berjalan memasuki gerbang SMA Kusuma Bangsa. Ia menuju pos satpam dimana sudah ada Tara yang menunggunya. Memang di perjalanan tadi Tara memberitahunya bahwa ia akan menunggu di pos satpam.
"Yuk Tar," ajak Khanza setelah sampai di pos satpam.
"Eh ayuk!" jawab Tara.
Mereka berdua berjalan beriringan melewati koridor demi koridor.
Oh ya, satu hal lagi! Khanza bukan anak yang famous di sekolah atau murid yang berbakat. Dan juga ia tidak pernah ikut perlombaan dalam bidang apa pun. Ia hanya murid biasa. Tidak seperti Tara yang sudah menyumbang 5 piala serta mendali dari bakat menarinya.
"Za! ke kantin dulu aja yuk! itu pada masih rame di panitianya," ujar Tara.
"Enggak. Gua mau ngantri aja di panitia," ucap Khanza.
"Ah gak asik lo Za! gue tuh belum sarapan tau!"
"Salah sendiri,"
"Ih yang salah bukan gue tapi mama tuh yang nyuruh sarapan di sekolah!"
"Kenapa lo gak masak sendiri aja?" tanya Khanza.
"Males."
"Serah."
Mereka terus berjalan menuju lapangan tempat panitia pendaftaran ulang kelas XII. Siswa siswi kelas XII sedang antri kepada wali kelas mereka sebelumnya.
Khanza mengantri bersama Tara yang sedari tadi ngoceh. Matahari begitu cerah pagi ini. Sinarnya bisa dirasakan masuk ke sela-sela kulit. Dan belum lagi bunyi siswa siswi diSMA ini juga menggema.
"Tar lo bisa diem gk? ini panas lo malah ngoceh gua tambah panas dengernya!" ucap Khanza tak tahan lagi.
"Ya lo si malah mau ngantri!" sahut Tara jutek.
"Ngapain ngikut!"
"Bodo ah Za! bodo!"
Khanza tidak menanggapi lagi ia rasa semakin direspon Tara akan menjadi jadi. Dan akhirnya mulut Tara tertutup juga. Sedetik kemudian Tara kembali berbicara.
"Zaa! itu ituuuu!" seru Tara heboh membuat yang berada disekitarnya menatap sekilas.
"Apaan si Tar?" tanya Khanza malas.
"Ravendra! sama temennya!" Tara masih saja heboh. Sedangkan Khanza tidak peduli toh dia tidak kenal.
"Ini bu... Khanza Raqilla!" ucap Khanza menyodorkan beberapa berkas dalam map kepada seorang guru.
"Oh okay. kamu masuk XII IPA 3 ya!" ucap guru tersebut.
"Iya bu terimakasih," ucap Khanza lalu pergi.
"Tara Zachira bu!" seru Tara.
"Oh Tara sebentar, kamu masuk XII IPA 3 sama dengan Khanza!" ucap guru itu.
Tara langsung berlalu sambil jingkra jingkra menghampiri Khanza yang sedang menunggunya di pinggir lapangan.
"Akhirnya kita sekelas lagi Zaa! uwuu!" seru Tara heboh sambil memeluk Khanza.
"Alay bangett si lo Tar! malu-maluin gua aja!" jawab Khanza melepas pelukan.
"Lo gak seneng sekelas sama gue?" tanya Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVEN [END]
Teen Fiction[REVISI❗] [MENGANDUNG KATA-KATA KASAR !!] "Ven, gua suka sama lo!" ujar Khanza lantang. "Kenapa lo suka sama gua sedangkan lo tau gua udah punya pacar?!" ujar Raven. "Gadis yang malang, kamu akan mati!" Note : Murni hasil pemikiran saya, jika te...