part 4

240 91 8
                                    

Khanza tersenyum lebar menghampiri Tara yang juga ikut tersenyum manis. Senyum kemenangan.

"Wah keren lo Za! salut gue!" ucap Tara antusias.

Khanza hanza duduk dihadapan Tara. gadis itu memberi satu mangkuk bakso pada Tara, senyumnya tak pudar sedikitpun.

"Siapa dulu dong, Khanza!" seru Khanza.

"Iya deh iyaaaa," Tara memasukkan satu bakso ke dalam mulutnya.

"Tadi kenapa gua berani banget ya Tar?"

"Mungkin lo suka sama Raven!"

"Nggak. Gua gak mau sama dia." sergah Khanza.

"Yakin? keren tau Za."

"Bodo Tar bodo."

Saat Khanza dan Tara sedang asik berdebat hak yang tidak penting. Seseorang mengepal tangannya, ia cemburu namun tidak tampak. Seseorang sudah mempersiapkan rencananya. Ia tersenyum licik seolah meremehkan.

Seorang gadis menghampiri meja Khanza. Tara yang sedang asik tertawa menghentikan tawanya. Orang tersebut tersenyum kearah Khanza. Ia tidak sendiri, ia bersama kedua temannya yang mendampinginya.

"Kak Khanza ya?" tanya gadis itu.

"Iya," jawab Khanza enteng.

"Kenapa lo?" tanya Tara.

Tara mengenal adik kelasnya yang satu ini. Tara tidak suka dengannya, karna adik kelasnya ini selalu ingin menyaingi dan menjatuhkannya. Otaknya yang licik dengan muka yang polos. orang pasti mudah tertipu, namun tidak dengan Tara yang sudah tau dirinya. Elisa Amanda.

"Boleh gabung gak?" tanya Elisa.

"Tujuan lo apa?" sarkas Tara.

"Mau ngobrol aja kak Tara," ucap Elisa lembut.

Tara merasa ada yang ganjal namun, entah apa ia juga tidak tau maksud adik kelasnya ini. Tapi, ia harus berhati hati.

Elisa Amanda wajahnya yang cantik, pipi tirus, rambut ikal, bola mata yang hijau dan hidung mancung. Seperti orang barat, pacarnya Raven seseorang yang terkenal keren diSMA ini.

Elisa duduk disamping Khanza dan Tara. Ia tidak peduli tolakan Tara yang menyuruhnya untuk pergi.

"Kak aku jarang liat kakak." ujar Elisa.

"Gak gaul ya kak?" tanya Fira teman Elisa.

"Haha..." tawa Fira, Elisa, dan satunya lagi.

"Bisa diem gak lo?!" ucap Tara sedikit teriak.

"Eh iya maap kak," ucap Elisa.

"Kenapa si?" tanya Khanza polos.

"Aku boleh jadi temen kakak?" tanya Elisa.

"Ya boleh dong."

Tara membelalakan matanya ia terkejut. Kenapa jadi seperti ini? sumpah Tara tak tahu harus apa. Tujuan Elisa sangat tidak masuk akal.

"Ada syaratnya!" ucap Tara.

****
"Pulang sama siapa Tar?" tanya Farel pada Tara yang sedang memasukan alat tulisnya.

"Dijemput pak asep," ucap Tara buru buru.

"Oh, gue luan ya,"

Tara hanya mengangguk namun, hal yang dilakukan Farel terhadapnya membuat dirinya menghentikan aksinya.

"Ekhemm...." Khanza sengaja mengganggu mereka.

"Apaan si lo!" ucap Tara kesal
sebenarnya dia sedikit terkejut dan terbawa situasi tapi dengan cepat ia menyingkirkannya.

ZAVEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang