Bagian 2.1

35.9K 3.5K 273
                                    

Enjoy☺️

~||~

Sore itu, Alif kembali menghitung berat muatan dalam pesawat yang akan dibawanya menuju Denpasar, karena Alif harus memastikan bahwa muatan dalam pesawatnya tidak akan membuatnya kesulitan selama penerbangan, terlebih saat take off maupun landing. Usai dari Denpasar laki-laki itu masih harus kembali ke Jakarta dengan melakukan transit  terlebih dahulu selama 4 jam di Jogja.

            "Bisnis class kita penuh sama anak ABG," komentar Kapten Teguh yang duduk tepat disebelah Alif.

            "Oiya, Capt?"

            "Iya. Satunya VVIP nih," sahut Kapten Teguh dengan mata masih tertuju pada lembaran kertas manifest ditangannya. "Emang udah liburan sekolah ya?"

            Alif mengedikan bahunya. "Anak kuliahan sih lagi libur, Capt. Kalau anak sekolah kurang tau deh,"

            Belum sempat Kapten Teguh menyahut, seorang pramugari masuk kedalam kokpit. "Hai Capt, Mas, Ada titipan nih buat kapten sama mas nya," ujar pramugari itu kemudian menyodorkan gelas plastik dengan logo starbucks berukuran grande kepada Alif dan Kapten Teguh.

            "Wih asik. Makasih, Ti. Dari siapa ini?" tanya Kapten Teguh pada Tia, seorang kabin 4 yang akan membantu pramugari kabin 1 untuk service penumpang di kelas bisnis.

            "Dari penumpang perempuan, Capt. Duduk di ekonomi," sahut Tia. "Aku sama kabin kru yang lain juga dapet, Capt. Lumayan rejeki hehehe."

            "Masa? Baik amat itu orang," ujar Alif sedikit heran dengan penumpang itu. Memang bukan kali pertama bagi Alif ataupun kabin kru yang lain mendapatkan minuman gratis dari penumpang, tapi biasanya penumpang akan memilih memberikan minuman itu entah pada pramugari yang disukai atau hanya kepada kru kokpit.

            "Tadi kata FOO penumpang VVIP nya anak siapa, Ti?" tanya Kapten Teguh.

            "Oh, itu anaknya salah satu pejabat perusahaan, Capt." Jawab Tia. "Ini namanya," Tia menunjuk salah satu nama di lembar manifest yang dipegang Kapten Teguh.

            "Arkhan Faiz R ?" tanya Kapten Teguh.

            Belum sempat Tia menyahuti, Alif menatap Kapten Teguh dengan cepat. "Hah serius?" tanya Alif kaget. Dia mencoba mengingat apakah Adrianna sempat bercerita bahwa Arkhan akan ke Bali namun dia tidak menemukannya. Yang dia ingat adalah Adrianna yang akan ke Bali akhir pekan ini untuk mengunjungi neneknya disana. Tapi ini masih hari Rabu, harusnya Adrianna masih berada di Jakarta.

            "Iya, mas. Kenal?" tanya Tia. "Dia rame-rame sama temennya dikabin bisnis. Kakaknya gak dapet bisnis katanya jadi duduk diekonomi. Ini yang kasih kita minuman kakaknya," tambah Tia.

            Alif hampir tersedak minuman yang sedang dinikmatinya itu saat mendengar ucapan Tia. Tanpa sadar Alif memutar gelas minumannya dan menemukan tulisan 'Safe flight masnya' membuat Alif tertawa, sedangkan Tia dan Kapten Teguh mengerutkan kening melihat Alif bersikap aneh.

            "Kenapa kamu, Lif?" tanya kapten Teguh.

            "Gak apa-apa, Capt," sahut Alif kemudian laki-laki itu menatap Tia. "Bilangin sama yang kasih minuman makasih, gitu. Terus bilang juga saya mau ketemu nanti pas landing di Denpasar."

            Tanpa diduga, Tia dan Kapten Teguh tertawa. "Baru dikasih minuman aja udah naksir kamu, Lif?"

            Alif tertawa. "Rasa kopinya pas sama selera saya, Capt. Pasti orangnya juga pas sama selera saya," sahutnya santai membuat Kapten Teguh tertawa dan menggelengkan kepalanya sedangkan Tia menuruti permintaan Alif dan keluar dari kokpit.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang