PART 15

33.1K 3.5K 96
                                    

Happy reading gaes
~||~

            "Ma, hari ini aku mau pergi," ujar Adrianna seraya duduk dikursi meja makan. Perempuan itu sudah rapih mengenakan kemeja lengan Panjang dengan celana jeans dan sepatu flat andalannya.

"Mau pacaran ya?" goda Callista yang sedang sibuk membuat risoles yang dia pelajari lewat internet.

"Gak bisa dibilang mau pacarana juga sih,"

"Loh, terus?"

"Mau diajakin makan siang sama keluarganya Alif," jawab Adrianna.

Callista menatap Adrianna dengan senyum lebar. "Alif serius ya sama kamu?"

"Amin," sahut Adrianna tidak tahu lagi ingin menjawab apa. "Papa dulu gimana, ma?"

Sejujurnya Adrianna lupa bagaimana Papanya akhirnya bisa menikahi Mama tirinya ini karena dulu dia masih kecil dan saat dewasa Adrianna belum pernah menanyai hal itu. Yang Adrianna ibu tiri nya ini bukanlah orang ketiga diantara Papa dan Mama nya.

"Papa mah langsung ngelamar, gak ada ngajak pacarannya," sahut Callista.

"Kalau anak jaman sekarang pasti seneng banget tuh. Dulu mama reaksinya gimana?"

"Mama freak out. Waktu itu masih kuliah walaupun udah semester akhir sih. Gak ada kepikiran sama sekali buat nikah muda, apalagi jadi ibu muda. Kepikiran punya pacar aja enggak. Tapi ya emang udah jodoh kali ya, jadi cepet aja ketemunya." Ujar Callista mengenang masa liburan nya di Singapura saat kuliah dulu.

"Terus Mama gak takut?"

"Takut lah. Kenal gak lama terus langsung diajak hidup berdua seumur hidup, siapa yang gak takut? Mama kepikiran gimana kalau ternyata gak berjalan sesuai rencana, gimana kalau ternyata Papa kamu cuma cari pelampiasan aja? Gimana kalau Mama masih mau hidup bebas? Gimana kalau ternyata ada sifat dan sikap Papa kamu yang gak bisa Mama terima? Semua ketakutan itu selalu ada dipikiran mama,"

"Gimana Mama bisa buang pikiran itu semua?"

"Gak bisa. Sampai sekarang pun pikiran itu masih ada, Ad. Banyak orang yang udah kenal puluhan tahun tapi tetep aja kaget kalau ada sikap dan sifat pasangannya yang baru mereka tahu." Seru Callista. "Cuma prinsip Mama itu saling terbuka, setia dan menerima baik dan buruknya seseorang. Kalau kamu bisa nerima baiknya dia, gak fair dong kalau kamu gak bisa nerima buruknya dia."

Adrianna menganggukan kepalanya, sangat setuju dengan ucapan Mamanya itu karena pada akhirnya kita tidak bisa merubah seseorang seperti apa yang kita mau, mereka hanya bisa berubah apabila mereka menginginkannya.

"Through good and bad," gumam Adrianna.

"Exactly. Mama juga bilang sama Papa kamu kalau dia bosen sama Mama tolong bilang biar kita bisa cari cara untuk nanggulangi itu,"

"Terus Papa pernah bilang bosen gak sama Mama?"

Callista menggelengkan kepalanya sambal tertawa. "Gak pernah. Katanya Mama selalu ngasih Papa kamu surprise yang bikin dia gak pernah bosen sama Mama."

Adrianna tertawa. Callista memang selalu memberi warna didalam rumah mereka. Selalu mencairkan suasana apabila ada adu argument diantara mereka dan Papanya sangat tidak bisa marah pada Mama tirinya itu. Callista pun sangat mengikuti perkembangan zaman sehingga Adrianna dan kedua adiknya dengan mudah bisa bercerita dengan Mamanya.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang