PART 21 - End

47.4K 3.5K 401
                                    

Happy reading!!!

~||~

Adrianna duduk bersila di sofa panjang yang berada ditepi kolam renang rumahnya dengan kedua tangan menggenggam gelas berisi cokelat panas. Sebetulnya kalau bisa, perempuan itu ingin sekali menggenggam botol bir atau gelas tequila daripada cokelat panas karena dengan begitu dia bisa mencurahkan apa ada yang dikepalanya dengan mudah.

            Perempuan itu tidak terbiasa melakukan konfrontasi kepada orang yang menurutnya melakukan kesalahan terhadap dirinya. Adrianna terbiasa membiarkannya karena dia terlalu malas untuk mendengarkan penjelasan. She used to let people do whatever they wanted to do dan dia tidak mau merepotkan dirinya sendiri untuk membenahi orang tersebut.

            Tapi kini disinilah dia berada, menunggu Alif selesai mengobrol dengan Papanya dan Arkhan serta Kenzo yang tiba-tiba keluar dari kamarnya dan ikut bergabung untuk mengobrol. Berawal dari obrolan pekerjaan, bisnis, hingga ke otomotif dan olahraga, sehingga Adrianna memilih untuk ke dapur, membuat cokelat panas dan duduk disofa tepi kolam renang dengan harapan membuat perasaannya lebih baik.

            Ponsel Alif sudah diletakkannya kembali dimeja. Semua yang ingin diketahuinya sudah didapatkannya. Kini dia harus mendengarkan penjelasan Alif dan memutuskan mau dibawa kemana hubungan mereka.            

            "Bosen ya nungguin aku ngobrol sama bokap dan adik kamu?" tanya Alif dari pintu kaca membuat Adrianna kaget dan menengadah.

            "Iya gak ngerti bahasannya apaan, jadi aku kesini aja," sahut Adrianna. "Udahan ngobrolnya?" tanyanya begitu melihat Alif duduk disampingnya.

            Alif menganggukan kepalanya. "Udah. Udah bubar didalem, itu juga disuruh sama Papa kamu. Katanya takut kamu makin bete karena aku ngobrol sama mereka," jelas Alif membuat Adrianna tersenyum kecil.

            "Mau aku bikinin cokelat panas?" tawar Adrianna sembari mengangkat gelas ditangannya.

            "Nggak usah. Minta aja ke kamu nanti,"

            "Besok gak ada jadwal terbang?"

            "Ada, tapi sore, lay over di Makassar,"

            "Oh," gumam Adrianna. "Kemarin gimana ceritanya kamu bisa tiba-tiba ada di Jakarta? Katanya ke Balikpapan?"

            "Ada perubahan jadwal, jadi aku langsung balik dari Jakarta," jelas Alif.

            Adrianna menganggukan kepalanya. "Lif, mau tanya deh,"

            "Tanya aja,"

            "Hubungan pertemanan antar crew kayak gimana sih?" tanya Adrianna dan tanpa perempuan itu sadari dia menggenggam erat gelas yang berada di tangannya.

            Alif mengerutkan keningnya. "Maksudnya gimana? Ya kayak orang kerja pada umumnya aja,"

            "Oh, gitu. Tapi aku gak pernah teleponan sama Dimas atau sampai video call dia tengah malem untuk bahas kerjaan apalagi sampai berjam-jam,"

            "Ngapain sih kamu sebut-sebut nama cowok brengsek itu? Maksud kamu apalagi ngomong kayak gitu?" tanya Alif sengit. 

            Adrianna mengedikkan bahunya, mencoba untuk terlihat santai walaupun jantungnya kini berdegup dengan kencang. "Aku liat kamu sering teleponan sama FA yang namanya Devi tengah malem. Terus kan kamu bilang kalian temenannya kayak orang kerja pada umumnya, tapi aku sih gak kayak kamu sama dia gitu,"

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang