PART 5

41.9K 3.4K 166
                                    


Udara kota Makassar terasa segar karena hujan masih turun usai Alif memasang parking brakes pada pesawat yang dibawanya. Makassar adalah tujuan akhir Alif hari ini. Dia sudah tidak pulang selama 3 hari dan walaupun masih berada di Indonesia, rasanya Alif seperti disorientasi.

            Mungkin dia Lelah, atau mungkin dia kangen dengan Adrianna. Entahlah, perempuan itu memang selalu berhasil mencuri bagian terbanyak dari otaknya. Persis seperti enam tahun yang lalu saat pertama kali dia mengenal Adrianna.

            "Capek Lif?" tanya Kapten Ferdi setelah mereka usai melakukan reset system dan mematikan mesin hingga system pesawat karena mereka akan menginap di Makassar dan melanjutkan penerbangan besok pagi ke Surabaya kemudian rute terakhir adalah base mereka, yaitu Jakarta.

            Alif tertawa kecil. "Jangan ditanya, Capt."

            "Ini sih kayaknya capek karna kangen ya?" Goda Kapten Ferdi membuat Alif tertawa kencang.

            "Bisa aja, Capt."Alif menggelengkan kepala seraya bangkit dari kursi dan mengambil jas, topi dan kopernya diikuti oleh Kapten Ferdi.

            Keluar dari cockpit, Alif bertemu dengan Putri, Alda, Farah dan Dimas. Mereka berempat adalah cabin crew yang juga sudah melakukan perjalanan Bersama Alif dan Kapten Ferdi selama tiga hari ini. Sebelum mereka pergi menuju hotel untuk beristirahat, mereka masih harus melakukan kewajiban akhir, yaitu melakukan laporan penerbangan mereka ke flops.

            "Mas Alif ditanyain Devi nih katanya susah dihubungin," seru Farah sambil tertawa kecil saat mereka sudah berada didalam mobil menuju hotel.

            "Devi?" Alif mengerutkan keningnya, mencoba mengingat siapa itu Devi.

           "Iya mas, itu loh temen satu batch aku yang kita ketemu di training center beberapa minggu yang lalu. Kan pernah satu set juga sama mas Alif." Jelas Farah yang merupakan seorang junior. Perempuan itu baru secara resmi bertugas kurang lebih satu bulan lalu.

Alif mengerutkan keningnya berupaya mengingat Devi yang dimaksud oleh Farah. Kemudian dia mengingat perempuan itu yang memang pernah satu set dengannya saat masih dalam proses training. "Oh kenapa dia nanyain?"

            "Wah, Lif siapa lagi itu?" tanya Kapten Ferdi.

            "Dulu pernah satu set sama saya, capt, masih training sih waktu itu." Jelas Alif.

            "Cuma nanya aja kenapa chatnya jarang dibales tapi online katanya." Sahut Farah.

            "Oh iya, ya?" Alif kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai mematikan airplane mode. Segera laki-laki itu membuka aplikasi whatsapp dan menemukan sudah banyak chat yang masuk termasuk dari Adrianna yang mengucapkan safe flight membuat senyum Alif terbit.

            Segera dia membalas chat Adrianna untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah sampai di Makassar dan sedang dalam perjalanan menuju hotel. Tepat saat Alif ingin mencari chat dari Devi, ponselnya bergetar. Nama Jelyta muncul dilayar ponselnya membuat laki-laki itu menghela nafas.

            "Kenapa Jel?"

            "Mas maaf ganggu. Lagi di Jakarta, gak?"

            "Saya lagi di Makassar, Jel, baru balik besok sore. Kenapa?"

            "Ini mas, ada dokumen yang harus di approve bapak, tapi bapak lagi ke Hongkong."

            Alif menghela nafas. Ternyata dia masih harus bekerja malam ini. "Bisa besok atau sekarang juga, Jel?"

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang