PART 3

48.5K 4.2K 136
                                    

Pukul 5 sore, Adrianna langsung keluar dari ruangan karena dia tidak mau sampai di Plaza Senayan terlalu malam. Tapi begitu dia berjalan keluar dari lift, terlihat lobi kantor lumayan ramai dan ternyata penyebabnya adalah hujan deras.

Adrianna menghela nafas, sangat bersyukur hari ini dia bertukar mobil dengan mama nya dan ada Pak Junaedi yang sudah standby di dalam mobil siap menjemputnya.

Terlihat beberapa kumpulan orang yang Adrianna yakin adalah pramugari sedang berkumpul di sofa dekat dengan pintu lobi dan juga beberapa laki-laki yang tidak Adrianna ketahui apakah mereka calon pilot atau pramugara. Beberapa pegawai kantor pun telah memenuhi lobi dan terlihat wajah kecewa mereka begitu mengetahui bahwa diluar hujan turun dengan deras.

Sambil berdiri di dekat meja resepsionis, Adrianna mengirim whatsapp kepada supirnya untuk menjemputnya di lobi. Adrianna tidak mau berada dikerumunan orang-orang didepan sana, membuatnya tidak nyaman.

"Batch berapa, mba?" suara seorang perempuan mengalihkan Adrianna dari ponselnya dan menemukan seorang perempuan dengan tinggi sedikit dibawahnya, rambut panjang dan memakai celana panjang dan heels pendek serta tidak lupa make up yang cukup bold Adrianna mencoba mengajaknya berbicara.

"Saya bukan training disini. Tapi pegawai. Kamu training?"

Wajah perempuan itu bersemu merah. "Maaf, mba. Saya fikir training disini juga. Nggak, mba. Aku baru laporan abis terbang,"

Adrianna menganggukan kepalanya. "Udah lama kerja disini?" tanya Adrianna mencoba mengisi kecanggungan.

"Udah 4 tahun, mba,"

"Lama juga. Udah terbang keluar negeri dong?"

"Iya mba," sahutnya. "Aku Nadhila, mba," perempuan itu mengulurkan tangannya dan Adrianna menerima uluran tangan Nadhila.

"Adrianna," ujarnya. "Kalau laporan begini, kalian bareng atau sendiri-sendiri?" tanya Adrianna basa-basi sambil menunggu balasan dari Pak Junaedi.

"Bisa sendiri atau janjian sama temen, mba. Aku kebetulan bareng sih sama temen-temen yang kemarin terbang ke Amsterdam," sahutnya.

Adrianna hanya menganggukan kepalanya. Dia tidak terlalu paham system dan flow untuk air crew karena dia sendiri memang tidak bersentuhan langsung dengan mereka apalagi mengurusi mereka.

"Kamu lagi nungguin temen atau nunggu ujan?" tanya Adrianna.

"Nunggu temen, Mba. Mau pulang bareng," Adrianna menganggukan kepalanya.

Tepat saat Whatsapp dari Pak Junaedi masuk kedalam ponselnya, saat itu juga seorang perempuan menghampiri Adrianna dan Nadhila.

"Yah males banget ujan," gerutu seorang gadis yang Adrianna lihat menggunakan Make up bold yang sama seperti Nadhila namun memakai dress berwarna hitam pendek hingga lutut.

"Iya ujan, gue lagi mau pesen taksi online. Ramean aja kali ya. Yang di tebengin tadi katanya mau cabut," sahut Nadhila.

"Kalian mau kemana emang?" mau tidak mau Adrianna bertanya juga.

"Kita mau ke Puri Mall, mba," jawab Nadhila.

Adrianna menganggukan kepalanya. "Berdua aja?"

"Bertiga, Mba. Satu lagi temenku masih di toilet. Nah itu dia," Nadhila menunjuk seorang laki-laki yang cukup tinggi dengan badan proporsional menghampiri mereka.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang