Additional Part

40.4K 3.8K 342
                                    

Yang kalian tunggu-tunggu
Happy reading!

~||~

            Hujan menyambut Alif begitu laki-laki itu menginjakkan kakinya dibandara Soekarno-Hatta. Dia menghela nafas, bukan karena nervous harus menerbangkan pesawat dikala hujan tetapi karena berarti akan ada banyak antrian pesawat untuk take off dan landing yang berujung pada keterlambatan dan Alif paling tidak suka terlambat.

Apalagi penerbangan seperti ini, dimana Alif harus menunggu pesawat yang akan dibawanya menuju Jogja karena masih dalam perjalanan dari Medan. Pasti akan ada keterlambatan karena hujan dan jadwal penerbangan yang padat hingga malam nanti.

Beruntungnya hari ini Alif hanya mendapatkan jadwal Jakarta-Jogja kemudian layover dan barulah mereka mendapatkan rute panjang, yaitu Jogjakarta-Palembang-Jogjakarta-Jakarta.

Sambil menarik kopernya, Alif berjalan menuju area check in, kemudian mampir ke starbucks untuk membeli café latte dengan racikan yang biasa Adrianna pesankan untuknya. Alif mengerutkan keningnya begitu menyesap minuman yang dipesannya. Rasanya sedikit berbeda. Apa dia salah menyebut racikannya? Atau harus Adrianna yang memesan ya? Dan pemikiran itu membuat Alif tertawa seperti orang bodoh.

Sampai di flops, Alif bertemu dengan Kapten yang akan berada di kokpit bersama dengannya dan mereka bersalaman. Tidak berapa lama seorang FOO -flight Operations Officer- menginformasikan bahwa salah satu dari crew yang akan terbang bersama Alif sakit sehingga akan diganti dengan crew yang sudah standby hari itu.

Setelah pemeriksaan Kesehatan, Alif segera bergabung dengan kapten Richard yang sedang mengobrol dengan salah satu FOO yang sepertinya sedang membahas rute penerbangan mereka dan informasi-informasi yang dibutuhkan selama penerbangan.

"Jadi crew kita siapa aja?" tanya Kapten Richard yang memang sudah sering dipasangkan dengan Alif .

"Ada Mba Yanti di purser, FA2 Mba Nadhila, FA3 Mba Silvia, FA4 Mas yoga, FA5&6 Rina dan harusnya sama Kania tapi karena sakit diganti yang standby namanya Devi.

Shit, runtuk Alif dalam hati.

Belum sempat Alif bereaksi, cabin crew yang dibicarakan menghampiri mereka dan mulai bersalaman. Setelah itu Kapten Richard pergi ke toilet sambil menunggu waktu pesawat yang akan dibawanya sampai di Jakarta sekitar 20 menit lagi.

"Ini dia nih orang yang sempet bikin heboh kantor," seru Mba Yanti begitu bersalaman dengan Alif.

Alif tertawa. "Heboh apa, sih mba." Serunya. Sejujurnya Alif tidak begitu nyaman dengan orang-orang yang mulai melabelinya dengan calon menantu komisaris. Kini dia mengerti kenapa Adrianna sangat ingin menutupi jati dirinya.

Namun laki-laki itu mencoba untuk cuek. Toh, dia bisa masuk ke perusahaan ini berkat usahanya sendiri, bukan karena bantuan Azka. Juga, Azka tidak pernah sama sekali meremehkan pekerjaan Alif ataupun ingin membantu Alif menjadi anak emas diperusahaan. Bahkan Azka jarang sekali membahas perusahaan penerbangan itu dan malah membahas hal lain.

Mba Yanti tertawa. "Pura-pura gak tau kamu. Aku tau dari Mba Afifah katanya kamu ngejar sampe ke Perth ya?"

"Gosip tuh," sahut Alif.

"Gosip apa? Ini ada saksi mata disini," Mba Yanti menunjuk Silvia yang memang ikut dalam penerbangan Alif ke Perth dahulu dan perempuan itu tertawa puas.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang