Closure

39.4K 3.4K 328
                                    


~||~

            Dua minggu ini, Adrianna disibukkan dengan kegiatan handover yang dilakukannya kepada Hanif -calon penggantinya. Pak Adji berhasil mencari pengganti Adrianna begitu surat pengunduran dirinya masuk ke departemen HRD, sehingga Adrianna bisa dengan santai melakukan proses handover agar tidak ada satupun pekerjaan Adrianna yang terlewat oleh Hanif. Kini, laki-laki itu sudah hampir bisa menyesuaikan diri dan mulai melakukan pekerjaan Adrianna jadi perempuan itu lebih banyak gabut daripada bekerja sambil menunggu hari terakhirnya, yaitu 5 hari lagi.

"Hai Adrianna, saya denger katanya mau resign ya?" sapa seorang perempuan paruh baya yang familiar dimata Adrianna namun dia tidak mengenalnya, bersama dengan beberapa ibu-ibu dan perempuan muda yang sepertinya baru saja keluar dari ruang meeting.

"Iya," Jawas Adrianna. Singkat, padat dan jelas.

"Mau pindah kemana? Udah dapet kerjaan baru?"

Adrianna menggelengkan kepalanya. "Belum, Bu,"

Perempuan paruh baya itu tertawa. "Oh belum. Tapi gak apa-apa sih ya. Toh, kamu pasti punya pemasukan dari yang lain kan?"

What is that supposed to mean? Tanya Adrianna dalam hati mencoba untuk mengontrol emosinya.

"Maksudnya apa ya bu?"

"Gak ada maksud apa-apa. Cuma saya denger kamu ada hubungan ya sama pak Azka,"

Adrianna menganggukan kepalanya, kini dia paham kemana arah pembicaraan mereka. And she love it when people insult her. It means she doesn't have to play nice anymore.

"Iya bu betul saya ada hubungan sama Pak Azka," sahut Adrianna mencoba mengikuti alur pembicaraan yang mana kini membuat semua mata tertuju pada Adrianna dengan tatapan kaget dan juga penasaran.

"J-jadi bener kamu ada hubungan sama pak Azka?"

Adrianna menganggukan kepalanya. "Iya bu. Atasan saya Pak Adji dan Pak Wahyu VP kita juga tau kok," jawabnya dengan santai.

"Ada apa ini kok sebut-sebut nama saya?" suara berat seorang laki-laki terdengar. Perempuan itu berbalik dan menemukan Pak Wahyu, pimpinan learning center berada dibelakangnya.

"Eh bapak," sapa Adrianna sambil tersenyum. "Tumben pak keliling,"

"Iya, kebetulan abis meeting juga disini." Sahutnya. "Ada apa nih kumpul-kumpul? Ada sebut nama saya juga," tanyanya Santai.

"Oh ini pak, ada yang mau minta konfirmasi kalau saya ada hubungan sama pak Azka," seru Adrianna dengan cuek.

Pak Wahyu menganggukan kepalanya dan menatap kerumunan didepannya. "Benar kok, Adrianna ini ada hubungan sama pak Azka. Ada yang salah?"

"Jelas salah dong, Pak." Seru seorang perempuan berhijab yang sedang memegang laptop. "Bisa-bisanya ada selingkuhan yang kerja dikantor kita,"

Seruan beberapa orang menyetujui ucapan ibu-ibu tersebut membuat keadaan mereka menjadi lebih ramai, sehingga pak Wahyu berusaha untuk segera menenangkan kerumunan.

"Selingkuhan? Siapa yang selingkuh?"

"Masa bapak gak tau? Beritanya udah nyebar disini, pak," sahut seorang perempuan muda yang berdiri disebelah ibu-ibu berhijab itu.

"Berita apa?"

"Kalau Mba Adrianna ini selingkuhan pak Azka!"

"Haduh! Berita darimana itu?" Tanya pak Wahyu kaget.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang