Dia kembali lagi (25)

4.7K 508 31
                                    

Setelah dua minggu lamanya menghadapi semester exam. Dan melakulan lomba-lomba empat hari sembari menunggu raport siap dibagikan.

Hari ini adalah pembagian raport.

Semua murid Elite Class sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sedang menelfon orang tuanya untuk mengarahkan mencari kelas.Ada juga yang marah-marah karena orang tuanya tersesat saat mencari kelas anaknya. Bagaimana tidak tersesat? Sekolah itu sangatlah besar sehingga ada beberapa orang tua yang salah masuk kelas. Bahkan ada yang malah tersesat ke perpustakaan atau ruang musik.

"Mother turned left not right. Because of that mother got lost to the music room," kata Gavin memberi petunjuk kepada ibunya yang tersesat ke ruang musik.

"Yes, I understand" jawab ibunya melalui sambungan telfon.

"See you mom," ucap Gavin lalu mematikan sambungan telfon.

"Ibu lo nyasar kemana?" tanya Hideaki penasaran.

"Ke ruang musik padahal gue suruh belok kiri dia malah belok kanan."

"Mungkin ibu lo ragu kali sekolah kita kan gede."

"Iya juga."

Berbeda dengan Caitlin yang duduk di kursinya mendengarkan musik menggunakan earphone. Tampak tak memperdulikan yang terjadi di sekitarnya.Tak ada yang dapat di telfon dan tak ada juga yang harus di arahkan mencari kelasnya.

Yang menjemput raport nya sekarang adalah mamanya Adrin. Karena dia tak memiliki orang tua lagi jadi mama Adrin sebagai perwakilannya. Berat sekali rasanya.

Caitlin menghela napas berat. Melepas earphonenya lalu menoleh ke kanan dan kiri. Ia melihat teman-temannya sedang sibuk menelfon dengan orang tuanya dengan raut wajah bahagia sepertinya mereka sudah tak sabar bertemu dengan orang tuanya setelah sekian lama berpisah.

Caitlin hanya tersenyum miris melihat semua itu.

Apa yang harus ditunggunya sekarang?

Apa yang akan membuatnya tak sabar menunggu?

Tidak ada.

Dia menunggu ibunya?

Tidak mungkin, Caitlin masih waras.

Caitlin hanya mengharapkan nilai raport nya sesuai dengan keinginannya. Supaya ibunya senang.

Caitlin teringat ibunya yang memaksa ia bersekolah di hotalge, bahkan ibunya berkata kalau permintaan itu bisa jadi permintaan terakhir ibunya. Dan benar saja itu memang permintaan terakhir ibunya. Dan Caitlin sekarang sudah mengabulkannya. Dia sangat lega sudah memenuhi permintaan terakhir ibunya. Mungkin jika dia tidak mengabulkan permintaan ibunya mungkin sekarang dia benar-benar sangat menyesal. Sangat menyesal.

"Caitlin," panggil Tae-Ra menepuk pelan pundak Caitlin.

"Ini ibu gue," kata Tae-Ra memperkenalkan ibunya.

Caitlin tersentak kaget lalu langsung berdiri dan sedikit membungkuk tanda menghormati ibunya Tae-Ra.

"Saya Caitlin sahabatnya Tae-Ra," Caitlin memperkenalkan diri.

Ibu Tae-Ra menaikkan alisnya bermaksud menanyakan apa yang dikatakan Caitlin. Dia tidak mengerti bahasa Indonesia.

Tae-Ra langsung mengartikan yang Caitlin katakan tadi ke bahasa korea.

Ibunya mengangguk paham lalu tersenyum kepada Caitlin.

Caitlin membalas senyuman itu.

"Caitlin gue kesana dulu ya," pamit Tae-Ra lalu menarik ibunya yang sibuk memperhatikan murid-murid elite class.

Hotalge High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang