Dua orang perempuan berambut sepunggung masih setia berdiri di depan gundukan tanah bertaburan bunga segar. Mereka berdua masih setia saling merangkul dan menguatkan satu sama lain.
Mereka berdua harus kehilangan sahabatnya. Dua sahabatnya sekarang sudah tidak berada di sampingnya lagi. Yang pertama harus berada di balik jeruji besi. Yang kedua terjun dari rooftop sehingga kehilangan nyawanya.
"Caitlin kita balik ke sekolah yuk? Bus udah mau berangkat," ajak Adrin sambil mengusap punggung Caitlin perlahan.
Caitlin melirik jam tangannya sekilas lalu menggeleng. "Sepuluh menit lagi. Gue masih mau nemenin Evelyn disini."
Adrin mulai merinding. Caitlin seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat. "Yaudah gue nunggu lo disini tenang aja."
Caitlin berjongkok lalu mengusap pelan nisan Evelyn. "Lyn lo inget gak? Awal persahabatan kita? Hmmm waktu itu gue telat terus gue lari ngejer bus, dan lo yang berhentiin bus waktu itu kan? Terus gue duduk di samping lo, abis itu lo ngasih gue parfum gasih? Terus gue nyemprotnya kebanyakan hehehe," Caitlin berbicara sambil terus menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir.
"Terus kita ternyata sebangku kan? Eumm kayaknya gue mau beli parfum yang sama kayak yang lo kasih pas gue telat itu deh Lyn, supaya gue ngerasa lo ada terus di samping gue."
"Lyn? Disana dingin ya?" tanya Caitlin mulai tak ngelantur.
"Hmm kalo ada waktu gue kesini kok nemenin lo ya? Gue pergi dulu ya?"
Adrin segera membantu Caitlin untuk berdiri. "Yuk."
Caitlin mengangguk lesu lalu mengikuti Adrin dari belakang dan sesekali menoleh ke belakang melihat makam Evelyn.
"Drin apa kita temenin Evelyn aja ya?"
Adrin menggeleng. "Gak Caitlin. Enggak. Lo jangan ngelantur, Evelyn udah gak ada. Jangan bersikap seolah-olah dia masih hidup."
Caitlin mengangguk. "Iya bener Evelyn udah gak ada. Udah di dalam tanah ya dia?"
"Iya."
"Lo sedih gak Drin?"
"Lo gak liat mata gue udah bengkak?"
"Hehe iya liat kok."
⚫⚫⚫⚫
Caitlin dan Adrin sudah siap untuk mencari penyebab bunuh dirinya Evelyn. Mereka sudah selesai menangis seharian dan sekarang saatnya mencari penyebab bunuh dirinya Evelyn.
"Lo tau kan pin pintunya Evelyn?" tanya Adrin memastikan.
Caitlin mengangguk pasti. "Iya gue tau."
"Oke sekarang kita ke kamarnya. Lo gak perlu khawatir cctv di sekitar kamar Evelyn udah gue matiin."
"Lo ngeretas cctvnya?"
Adrin mengangguk. "Yap tentu."
Caitlin membentuk bibirnya seperti huruf O yang berarti mengerti jawaban Adrin.
⚫⚫⚫⚫
"Berapa pinnya?"
"12979."
Tit tit tit
Adrin memenceti layar kecil yang ada di pintu kamar Evelyn lalu kunci pintu itu langsung terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotalge High School
Teen FictionApa kalian tau Hotalge High School? Sekolah ternama di dunia. Mungkin semua murid ingin bersekolah disana. Tantangan untuk masuk kesana tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kalian akan bersaing dengan berbagai murid dari banyak negara. Hotalge...