43 (END)

6.1K 482 43
                                    

Beberapa bulan kemudian


"Hai Tae-Ra," sapa Caitlin sambil tersenyum kecil.

Ia berjongkok di samping makam Tae-Ra sambil meletakkan satu buket bunga di samping batu nisannya.

"Lo seneng ga disana?" tanya Caitlin.

"Oooh gitu," jawabnya lagi sendiri. Ia mengatakan itu seakan-akan Tae-Ra  menjawab pertanyaannya.

Mungkin memang terdengar gila tapi hanya itulah yang bisa ia lakukan untuk menghibur dirinya.

"Tae-Ra ini kali kedua gue datang kesini gak sih?" tanya Caitlin lagi sambil mengusap lembut nisan Tae-Ra.

"Pas gue dapet kabar lo bunuh diri di penjara gue langsung lari ke ruangan Mrs. Lia."

"Terus gue mohon-mohon sambil meluk-meluk kakinya buat izin ke pemakaman lo hahahaha."

"Akhirnya diizinin deh. Tapi lo tau ga? Sebelum itu gue udah lapor ke Mrs. Lia soal Airen."

Lalu Caitlin duduk di tanah pemakaman itu sambil mengusap pipinya yang basah. "Mrs. Lia kaget sekaget-kagetnya apalagi pas tau Airen juga bunuh diri."

Caitlin mengubah posisi duduknya menjadi berisila agar lebih nyaman. Ia tak peduli jika pakaiannya kotor karena ia akan jarang sekali bisa disini selama ia masih bersekolah di hotalge. "Pembunuh, bunuh diri," gumam Caitlin dengan tatapan kosong.

"Maksud gue Airen. Bukan lo ya," katanya dengan ekspresi serius.

"Andai aja gue lebih cepet nemuin bukti itu pasti lo gak bakal bunuh diri kan?"

"Ini semua salah gue. Gue yang lama gak bisa gerak cepet gue emang gak berguna."

Caitlin terkekeh pelan. "Kebiasaan buruk gue sampe sekarang masih ada tau. Gue masih suka nyalahin diri sendiri," katanya lalu berdiri dan membersihkan tanah-tanah yang menempel pada celananya.

"Oh iya satu lagi gue mau bilang kalo gue lulus kelas extraordinary yeayyy," ucapnya gembira. Seakan-akan kesedihannya tadi sudah lenyap.

"Adrin juga lulus tau. Oh iya katanya Adrin kesini besok soalnya sekarang dia lagi ada urusan sama mamanya."

"Gue pamit dulu ya maaf gue gak banyak bantu lo selama ini."

"Bye Tae-Ra," katanya tersenyum kecil sambil melambaikan tangan pada makam Tae-Ra.

○️○️○️

 

Extraordinary class.

"Demi apasi gue gak nyangka Mrs. Lia jadi walas kita lagi," kata Caitlin dengan wajah tak menyangka.

"Iyakan kekk astagaa kirain gue bakal guru yang galak banget gitu," balas Adrin heboh.

"Jangan-jangan gue lagi ketua kelasnya," ucap Gavin sambil menaikkan turunkan alisnya.

"Jangan deh jangan," balas Abizar sambil tertawa.

"Gue yang bakal jadi ketua," ucap Hideaki dengan lantang. Laki-laki itu terlihat sangat percaya diri. Walaupun sudah hampir berteman dengan Gavin selama setahun sifat tak mau kalahnya tetap masih ada sekalipun itu dengan teman dekatnya sendiri.

"Nah iya lo aja," dukung Adrin. Gavin langsung memberikan tatapan sinis pada Adrin.

Extraordinary class mengalami penambahan murid pada tahun ini.

Tahun-tahun sebelumnya paling banyak muridnya hanya tujuh orang.

Namun sekarang sudah menjadi tiga belas orang.

Namun bisa saja akan ada murid yang mengundurkan diri dan kembali ke tingkat kelas yang lama.

Atau juga mungkin ada murid yang tertendang kembali ke tingkat ke kelasnya yang lama atau juga bisa jadi diturunkan ke kelas yang tingkatnya lebih rendah.

Pemindahan murid dari kelas atas ke kelas bawah itu bisa saja terjadi di Hotalge. Sekalipun itu adalah extraordinary class.

Biasanya murid yang diturunkan tingkat kelasnya mengalami penurunan nilai yang sangat drastis. Atau tidak memenuhi rata-rata nilai kelas tersebut.

○️○️○️

"Karena gue dapet nilai tertinggi tadi gue pengen kalian ngelakuin sesuatu," kata Caitlin sambil menopang  dagunya dengan tangan.

"Apa-apa?" tanya Gavin antusias.

"Yaudah boleh," balas Hideaki.

"Hadeh pasti ngasih soal nih," gumam Adrin sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja kantin.

"Gue kasih pertanyaan kalian yang jawab. Pertanyaannya cuma satu. Yang paling cepet jawab dan bener ga perlu mesen makanan dan yang kalah yang harus mesen oke-oke?"

"Oke."

"Males."

"Harus ikut," kata Caitlin melirik Adrin.

"Iya deh iya," balas Adrin menegakkan kepalanya dengan malas.

"Krenasi terjadi bila sel berada di lingkungan apa? "

Gavin memukul meja. "Gue. Jawabannya hipotonis kan?"

Caitlin hanya diam.

"Loh?"

Hideaki mengetuk meja dengan tenang. "Jawabannya hipertonis."

"Betul," teriak Caitlin sambil bertepuk tangan.

"Gavin sama Adrin pesenin makanan ya," kata Caitlin sambil tertawa.

"Lo mau pesen apa?"

"Americano sama carrot cake," jawab Hideaki.

"Gue vanilla latte sama toast aja deh kalo kalian mau traktir juga boleh sih," kata Caitlin sambil menaik turunkan alisnya.

"Ogah," jawab Gavin bersamaan dengan Adrin.

Caitlin mengeluarkan uang hotalge dari dompetnya. "Yaudah nih uangnya."

"Oke tunggu."

○️○️○️

END

○️○️○️

Ga nyangka cerita ini udah tamat. Perasaan baru kemaren bikin chapter satu cerita ini eh sekarang udh tamat dong.

Thank you guys💗

Makasih buat kalian semua yang udah baca cerita pertama aku yang kekurangannya masih banyak banget intinya cerita ini masih jauh dari kata sempurna.

Makasih banyak bangett sama yang udah baca, udahh vote sama komenn.

○️○️○️○️○️○️




Hotalge High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang