Caitlin berlari mengikuti para polisi yang menuju lift. Dia sangat penasaran siapa pembunuh yang terekam cctv itu, dan juga katanya pembunuh itu berada di lantai empat lantai yang sama dengan kamar Caitlin. Sialan Caitlin jadi makin penasaran.
Caitlin ikut masuk ke dalam lift bersama polisi-polisi berbadan tegap itu. Hanya dia yang perempuan di dalam situ.
"Pak pembunuhnya siapa?" tanyanya frontal.
Salah satu polisi disana mengernyitkan keningnya tapi tak menjawab pertanyaan Caitlin.
"Pak siapa pak? Jawab dong saya penasaran nih."
Polisi itu tetap diam sama sekali tidak menjawab pertanyaan Caitlin.
Caitlin mengerucutkan bibirnya kesal. Apa susahnya si menjawab pertanyaannya itu?
Padahal polisi itu hanya menyebutkan nama saja. Tidak susah.
Tak lama setelah itu pintu lift terbuka. Para polisi berlari ke arah?
Kamar Caitlin?
Oh bukan kamar Caitlin lebih tepatnya ke kamar yang ada di sebelah kamar Caitlin.
Tae-Ra?
Maksudnya apa?
Tae-Ra pembunuhnya?
Pantas saja tadi ketika Caitlin mengetuk pintu dia tidak menyahut.
Tapi apa benar Tae-Ra pembunuhnya. Caitlin tidak yakin.
Caitlin kenal betul siapa Tae-Ra, dia tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu.
Arghhhhhh Caitlin harus bagaimana sekarang?
Polisi tidak mungkin salah tangkap orang kan?
Dengan beberapa kali ketukan Tae-Ra keluar dengan keadaan yang benar-benar ughhh. Dia seperti orang stres sekarang. Rambut acak-acakan dan dia masih menggunakan baju tidur matanya sudah bengkak sepertinya dia menangis semalaman.
Dan!!!
Ada bercak darah di baju tidurnya.
Jadi dia benar-benar pembunuhnya?
Tidak mungkin.
"Tae-Ra lo beneran ngebunuh Elena hah?" tanya Caitlin marah.
Tae-Ra menggeleng cepat. "Bukan gue, percaya sama gue Caitlin."
"Tapi semua bukti mengarah ke lo gimana gue bisa percaya sama lo?"
"Percaya sama gue," kata Tae-Ra mulai terisak sedangkan tangannya sudah dipasangkan borgol oleh polisi.
Caitlin hanya mematung kaku. Dia belum bisa menerima semua ini.
"Maling mana ada yang mau ngaku," sarkas Airen yang tiba-tiba sudah berada di samping Caitlin.
Airen menghapus air matanya yang jatuh. "Lo pantes dapet hukuman mati! Dasar pembunuh!" teriaknya di depan muka Tae-Ra.
"Gue bukan pembunuh," balas Tae-Ra histeris.
"Di cctv itu jelas lo yang bunuh Elena! Dan di pisau itu cuma ada sidik jari lo!"
"Mau ngelak gimana lagi lo hah? Semua bukti udah menjelaskan kalo lo itu pembunuhnya!"
"Dasar binatang!" teriak Airen murka.
Tae-Ra hanyak menunduk takut. Orang-orang membencinya sekarang.
Polisi menyeret Tae-Ra untuk berjalan.
Tae-Ra yang dipaksa berjalan berusaha menghadap ke belakang. "Caitlin bukan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotalge High School
Teen FictionApa kalian tau Hotalge High School? Sekolah ternama di dunia. Mungkin semua murid ingin bersekolah disana. Tantangan untuk masuk kesana tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kalian akan bersaing dengan berbagai murid dari banyak negara. Hotalge...