Terbunuh (28)

4.9K 526 28
                                    

Hari ini dipenuhi dengan mata pelajaran yang dipenuhi dengan rumus-rumus yaitu fisika dan matematika.Mungkin ini hari yang menyenangkan bagi Caitlin karena dua mata pelajaran itu adalah pelajaran kesukaannya.

Berbeda dengan Adrin dan Tae-Ra, mereka dari tadi mengeluh tidak terima karena jadwal pelajaran diganti. Seharusnya matematika dan fisika dipisah harinya tapi sekarang kenapa digabung? Ini hanya membuat Tae-Ra dan Adrin ingin muntah rumus.

"Kenapa digabung sih ahhh," keluh Tae-Ra tak henti-henti dari tadi.

"Iya tuh," balas Adrin juga kesal.

"Diem kenapa deh ah," kata Elena sebal. Tae-Ra teman sebangkunya itu sangat berisik dari tadi. Dia sedang belajar pun jadi tak fokus.

"Ih sewot banget sih lo," sambar Adrin.

Elena menatap tajam Adrin."Gue ngomong sama Tae-Ra bukan sama lo ya."

"Yaudah kek kalo mau ketenangan sana lo ke belakang gausah disini. Jangan sok sok rajin belajar deh lo kemaren aja males-malesan. Lo rajin gara-gara dapat peringkat enam belas ya?" kata Adrin membuat emosi Elena tersulut.

Elena menggebrak meja dengan penuh emosi. "Lo tau apa tentang gue hah?" bentaknya di depan muka Adrin.

Adrin memainkan ujung rambutnya lalu menaikkan alis kanannya. "Gue tau banyak tentang lo."

"Gausah sok deket lo sama gue."

"Loh kok kepedean? Yang bilang gue deket sama lo siapa? Gue cuma bilang tau banyak hal tentang lo bukan berarti kita deket kan?"

Muka Elena merah padam dia mengepalkan tangannya tampak sangat emosi.

Elena berdiri menghampiri Adrin. "Sialan lo,"katanya mendorong Adrin dengan satu telunjuk.

Adrin tersenyum remeh tak sampai empat detik  mukanya langsung berubah menjadi datar tanpa ekspresi.

Adrin berdiri lalu benar-benar mendekat kepada Elena. "Lo anak jalang," katanya mendorong bahu Elena dengam telunjuknya.

Emosi Elena sekarang benar-benar tak tertahan lagi dia langsung mendorong Adrin dengan sangat kuat sehingga Adrin terjatuh ke lantai.

Dia berjongkok di samping Adrin dan langsung memukul kepala Adrin dengan cukup keras.

Adrin menatap tajam Elena. "Anak jalang sialan," teriaknya sangat keras.

Dia langsung berdiri dan membalas memukul kepala Elena. Ia dengan brutal menarik rambut Elena sampai Elena mengaduh kesakitan.

Keadaan kelas sangat ribut Hideaki dan Gavin berusaha melerai pertengkaran itu tapi sama sekali tak dihiraukan oleh Adrin dan Elena.

"Woi berhenti udah kenapa sih?" Teriak Gavin jenuh.

"Diem lo Vin!" bentak Elena.

"Sialan lo berdua nanti gue juga yang kena woi lahh," katanya benar-benar kesal. Pasti jika ketahuan oleh guru pasti yang akan disalahkan dia karena dia adalah seorang ketua kelas.

Elena menampar pipi Adrin sekuat tenaga hingga menyebakan bekas merah di pipi Adrin.

Tak cukup sampai disitu Elena menyeret Adrin lalu membenturkan kepala Adrin ke dinding. Kepala Adrin langsung memar dibuatnya.

Ini semua benar-benar di luar kendali.

Kenapa guru belum ada yang masuk pagi ini?

Tak ada pilihan lain Gavin langsung menarik Elena dengan sekuat tenaga lalu mendorongnya menjauh dari Adrin.

Hotalge High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang