Amaya (37)

4.5K 464 27
                                    

Caitlin menghela napas gusar. Melempar asal saja tasnya di kamar. Kenapa hidupnya sesial ini? Ditinggal pergi ayah, ditinggal pergi ibu, ditinggal kedua sahabatnya, dikurung di sekolah ini.

Sejak masuk ke hotalge ia merasa penderitaannya bertambah tiga kali lipat dari biasanya. Sekarang semangat belajarnya sirna seketika, ia ingin mengembalikan kembali semangat belajarnya itu. Tapi rasanya sangat susah.

Sekarang dia juga harus berpikir cara berbaikan dengan Adrin. Kenapa dia harus seceroboh itu tadi?

Caitlin sangat frustasi hari ini.

Mungkin dengan mencari informasi dari Amaya ia bisa berbaikan dengan Adrin. Ia tak peduli jika diawasi oleh Mrs. Lia.

Caitlin menoleh ke pintu ketika mendengar bel kamarnya dipencet.

Ia membuka pintu lalu muncul sosok Gavin. "Lo beneran lagi nyari pembunuh aslinya Elena?"

Caitlin melotot kaget kenapa Gavin bisa tau, padahal yang tau isi bukunya tadi hanya guru dan Adrin. "Tau darimana lo?"

"Adrin cerita sama gue."

"Sialan," umpatnya kesal. Padahal mereka sudah berjanji untuk tidak membocorkan ke siapapun tentang ini.

"Jangan marah sama dia, gue bisa bantu," balas Gavin cepat. Takut Caitlin malah melabrak Adrin.

"Lo bisa bantu apa hah? Lo aja gak tau detail masalahnya apa," balas Caitlin membuat Gavin mengernyit heran. Tampaknya emosi Caitlin belum stabil.

"Gue tau dari Adrin semuanya, gue sama Hideaki bakal bantu."

"Gila ya? Hideaki juga dikasih tau?"

Gavin menghela napas pendek. "Lo berdua doang bakal butuh waktu lama buat ngungkap kasus ini."

Caitlin berusaha untuk menerima keadaan ini. Berusaha untuk tidak emosi dan tidak marah kepada siapapun lagi.

Gavin menyeder ke dinding. "Gak peka ya lo?"

"Maksud lo?" tanya Caitlin tak paham.

Gavin berdecak. "Gue tamu loh, ga disuruh masuk gitu? Capek berdiri nih gue."

"Dih?"

"Ck gimana sih lo? Tamu itu adalah raja, harus diperlakukan dengan baik."

"Gamau males," jawab Caitlin tak nafsu.

"Lemes amat, belom makan ya hahaha?"

"Diem deh lo. Mood gue lagi gak bagus, kalo mau bahas ginian entar malam aja bisa nggak. Kalo sekarang bawaannya pengen gue sentil tuh mulut lo," ucap Caitlin mulai jengah. Moodnya sedang buruk, jadi ia tidak ingin diganggu dulu.

"Aelahh tau gini gausah kesini gue," balas Gavin kecewa.

Caitlin memutar bola matanya malas. "Yang nyuruh lo kesini siapa bego?"

"Adrin." 

"Yakan bukan gue, ah udahlah gue gampar juga muka lo lama-lama," balas Caitlin sangat geram. Ia langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Tak memedulikan teriakan Gavin dari luar sana.

○️○️○️

"Lo berdua yakin bisa bantu kita?" tanya Adrin memastikan siang itu di kamar Gavin.

Gavin dan Hideaki mengangguk pasti. "Iya kita bisa."

Adrin memain-mainkan bibirnya tampak memikirkan sesuatu. "Yang pertama lo berdua lakuin adalah yakinin Caitlin."

Hotalge High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang