5. Mimpi

2.8K 236 0
                                    

Mereka semua berharga untukku. Aku tak pernah mau kehilangan mereka. Aku tidak mau orang lain melihat sisi rapuhku saat aku kehilangan orang yang aku sayangi. Cukup mereka saja yang tahu.

- Meisya Keyrila Cheryl, si gadis mungil yang sedang mencari kebahagiaannya.

---><---

Gadis berusia tujuhbelas tahun itu berlarian di dalam rumahnya. Dia berlari karena sedang menghindar dari kakak laki-lakinya yang berumur delapanbelas tahun, dia bernama Gerry.

Iya, mereka Meisya dan Gerry. Meisya tadi habis menjahili Gerry dan sialnya secepat itu bisa ketahuan. Meisya memang tidak sepintar Gerry dalam hal menjahili orang lain.

Jadi ceritanya, tadi Meisya sedang mencari Gerry ke kamar laki-laki itu, tapi yang dicarinya justru tidak ada di sana. Saat itu Meisya berpikir Gerry ada di kamar mandi. Dan seketika ide jahilnya itu melintas di otaknya. Meisya mendekati meja belajar Gerry yang di atasnya terdapat buku yang berisi kumpulan foto-foto aktris muda seperti Syifa Hadju, Ersya Aurelia, Elina Joerg, dan masih banyak lagi. Katanya sih sebagai penyemangat saat hendak mengerjakan PR. Tapi Meisya malah menukar foto-foto aktris muda nan cantik itu dengan foto Kekeyi.

Meisya masih berlari menghindari kejaran Gerry. Tangan kanannya memegang begitu banyak foto aktris yang dikagumi abangnya itu.

"Meisya, foto istri-istri gue jangan diambil!" teriak Gerry masih berlari mengejar sang adik.

"Gak usah mimpi terlalu tinggi, Bang! Entar kalau sadar sama faktanya aja langsung potek dah tuh hati," balas Meisya.

Meisya sudah berhenti berlari. Dia sedang berdiri di belakang kursi yang biasa didudukinya saat di meja makan. Dadanya naik turun karena nafasnya yang belum normal setelah berlari tadi.

Gerry juga sekarang sudah berhenti berlari. Berdiri di belakang kursi yang terhalang meja dengan kursi Meisya.

"Balikin gak foto-fotonya? Kalau gak mau balikin, besok gak usah berangkat sekolah bareng gue," ancam Gerry membuat Meisya tercekat kaget.

"Kok gitu sih, Bang? Mana bisa kayak gitu." Meisya tidak terima dengan ancaman Gerry.

"Yaudah Lo pilih yang mana? Balikin foto-fotonya atau gak berangkat sekolah bareng gue lagi?" desak Gerry.

Meisya berpikir sebentar. Ia masih ingin menjahili abangnya sekarang. "Mei pilih berangkat sekolah bareng Bang Vino," putus Meisya.

Kini Gerry yang dibuat kaget. Ini tidak boleh terjadi. Meisya tidak boleh berangkat sekolah bersama Vino!

Gerry tahu kalau Vino juga abangnya Meisya. Tapi bila Vino yang mengantar Meisya ke sekolah, ada rasa kesal di dalam hatinya karena itu kesempatan yang sangat bagus untuk Vino lebih dekat lagi dengan Meisya.

Gerry dan Vino memang sering merebutkan Meisya. Tidak saling memberi kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Meisya.

Mungkin ini memang aneh. Padahal Meisya sama sama adik dari keduanya. Keduanya sama sama tak mau kalah perihal ini.

"Gak boleh! Kamu gak boleh berangkat sama bang Vino. Kamu harus berangkat sama abang."

Jika Gerry sedang cemburu seperti ini, ia akan mengubah kata lo-gue menjadi aku-kamu.

MEISYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang