Tujuan hidupku belum tercapai. Tuhan, apa boleh aku meminta agar kau memberiku waktu lebih lama lagi untuk bertahan dan mencapai tujuanku selama ini?
- Meisya Keyrila Cheryl
---><---
Hari ini Meisya sudah kembali sekolah. Berada di rumah sakit terus ia bosan. Tapi di rumah terus menerus juga ia tersiksa. Maka dari itu ia paksakan untuk sekolah.
Tentu saja dengan Gerry yang mengantar Meisya sampai ke depan kelas. Gerry yang tidak bosan untuk menanyakan keadaan adiknya lalu mengacak rambutnya dan tak lupa mencubit pipinya.
Kebiasaan Gerry yang membuat Meisya kesal dan bahagia secara bersamaan.
Sebelum masuk ke kelas, Meisya melihat Rangga berjalan ke arahnya. Tersenyum hangat saat laki-laki itu benar-benar berdiri di hadapannya.
"Jagain adek gue," pesan Gerry lalu berjalan menjauh.
Rangga hanya mengangguk singkat dan kembali beralih pada Meisya.
"Seminggu ini kemana aja? Sakit? Atau ... Kenapa? Gue nyariin Lo," ujar Rangga.
"Nggak, Meisya gak sakit. Meisya habis pergi liburan sama keluarga," jawab Meisya berbohong.
Rangga mengangguk mengerti. Hatinya tidak yakin, tapi mau bagaimana lagi? Lagipula orangtua gadis itu sudah pergi ke Eropa, dan berarti dia di rumahnya tidak terjadi seperti saat ada orangtuanya di rumah. Tidak ada yang memarahi dan menyiksanya.
"Yaudah. Semangat belajar kalau gitu." Rangga melenggang pergi menuju kelasnya.
"Gak apa-apa, Mei. Gue akan coba cari tau sendiri."
Meisya masuk ke dalam kelasnya. Melihat suasana kelas sudah ramai, tidak seperti biasa yang saat sampai di kelasnya masih sepi.
Ya, Meisya mengaku pernah bolos sekolah. Tapi itu hanya satu kali dan tidak mau mengulanginya lagi.
Leo, perempuan itu melihat Meisya dari atas sampai bawah. Menyentuh wajah dan dua tangan sahabatnya. Memeriksakannya takut-takut Meisya mempunyai luka karena dirinya sendiri pun tidak tahu kenapa Meisya tidak berangkat sekolah selama seminggu.
"Ihh ... Leo kenapa, sih?" Meisya sedikit risih saat Leo memperlakukannya seperti ini.
"Lo gak kenapa-kenapa, 'kan? Gue khawatir tau, Mei. Lo gak sekolah seminggu tapi gak ngabarin. Gue tanya Kak Gerry malah gak dijawab. Sumpah Lo kemana aja seminggu ini?" tanya Leo beruntun.
Meisya menggaruk tengkuknya. Dia hanya menghubungi gurunya saja dan memintanya untuk tidak memberitahu siapapun.
"Mei gak apa-apa kok. Kemarin Mei liburan sama keluarga." Meisya menjawab dengan alasan yang sama seperti saat menjawab pertanyaan Rangga.
"Tapi kok Kak Gerry sekolah, Mei?" tanya Arizka ikut menyambung.
Meisya merutuk dalam hati. Benar juga. Gerry selalu pergi ke sekolah walau saat Meisya dirawat di rumah sakit. Itupun harus dipaksa oleh Meisya.
"Emm ... Bang Gerry pulang pergi sekolah-tempat liburan. Mei yang suruh kok, karena dia 'kan sebentar lagi mau ujian," ungkap Meisya.
"Emangnya gak capek?" tanya Steven masih duduk di tempatnya.
"Gak tau."
Percakapan mereka berakhir saat bel masuk berbunyi serta guru mata pelajaran fisika tiba di kelas dan membuat suasana kelas seketika hening.
---><---
Perasaannya yang beberapa hari ini begitu kacau, hatinya yang sakit, kini tergantikan dengan rasa yang lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISYA [TERBIT]
Teen Fiction"Papa, sepatunya kena wajah Meisya ...." "Cukup, Pa!" "Papa, Meisya kesakitan sekarang." "Meisya minta maaf." "Meisya mohon maafin Meisya ...." "Pa, kaki Meisya perih ...." "Tangan Mei juga perih, Pa." "Meisya gak akan bolos lagi, Pa. Meisya janji."...