Aku berharap kalian akan tetap seperti ini. Jangan pernah berubah ya, Bang.
- Meisya Keyrila Cheryl
---><---
Karena kesalahannya kemarin, Gerry jadi tidak enak sendiri didiami Meisya. Belajar pun tidak fokus. Dan sekarang di kantin misah-misuh.
Razka dan Rizki sudah jengah. Tak tahan lagi rasanya.
Rizki, yang dikenal sebagai siswa jahil dan menyerempet gila itu mendekatkan wadah sambal. Menyendokannya ke mangkuk Gerry-- sekitar tujuh sendok. Kemudian memberikan senyuman jahatnya tanpa Gerry tahu karena dia sedang menunduk di lipatan tangan.
Razka geleng-geleng melihatnya, tapi tak ayal juga menyetujui tindakan Rizki.
"Bangun woy! Nunduk, misah-misuh mulu, apa gunanya sih? Kalau misah-misuh mulu bisa bikin kaya udah gue lakuin. Makan tuh bakso punya Lo, dingin baru nyaho," seru Rizki.
[ Tau ]
Gerry menurut. Mendekatkan mangkuk bakso dan mulai menyendokannya ke mulut.
Rizki menahan tawanya. Sementara Razka memasang wajah datarnya seperti biasa. Keduanya sedang menunggu reaksi Gerry yang kepedasan.
Gerry menggebrak meja kantin. Mencari-cari air mineral atau apapun yang bisa menghilangkan rasa pedas di mulutnya.
"Woilah ini pedas banget anjir! Air mana woy?! Heh, ini kelakuan Lo, ya, Ki? Apa ini malah kelakuan Lo, Ka?" tebak Gerry sedikit berteriak.
Gerry berlari menuju gerobak penjual bakso. Meminta air untuk ia minum. Setelahnya menghampiri Razka dan Rizki yang masih duduk. Khusus Rizki, dia tadi tertawa ngakak saat Gerry kepedasan.
"Anjir pantat gue pindah ke perut gara-gara ketawa," tawa Rizki.
"Bego," umpat Razka.
"Punya teman gini amat, kelakuannya nyerempet psikopat!"
Gerry kembali duduk tenang. Mengambil roti di meja dan memakannya untuk menghilangkan rasa pedas yang masih terasa.
"Lo kenapa sih?" tanya Razka.
Membuang nafasnya, dan menjawab, "gue didiamin Meisya," jawab Gerry.
Rizki berdecak. Baru juga didiami sebentar, tapi sudah misah-misuh. "Halah, baru juga sebentar Lo didiamin Meisya. Nih gue, setiap hari gue didiamin terus sama si Razka."
Gerry mendengus. Ini beda cerita. Gerry jadi geram sendiri pada Rizki.
"Bukan didiamin, tapi emang si Razka nya yang pendiam dan nyerempet es batu," balas Gerry.
"Kata-kata Lo nyerempet mulu. Lo habis keserempet?" tanya Rizki berceletuk.
"Tarik gak kata-kata Lo?!" Gerry bersikap sok galak, padahal dia tidak memiliki bakat untuk galak.
---><---
"Meimei," panggil Gerry di depan kelasnya.
Meisya sedang membereskan buku dan alat tulis lainnya karena sekarang sudah waktunya pulang.
Tidak biasanya Gerry menunggu di depan kelas. Biasanya laki-laki itu akan menunggu Meisya di parkiran.
Meisya keluar dari kelasnya dan menemukan Gerry yang langsung menghadangnya di depan pintu.
"Apa?" tanya Meisya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISYA [TERBIT]
Teen Fiction"Papa, sepatunya kena wajah Meisya ...." "Cukup, Pa!" "Papa, Meisya kesakitan sekarang." "Meisya minta maaf." "Meisya mohon maafin Meisya ...." "Pa, kaki Meisya perih ...." "Tangan Mei juga perih, Pa." "Meisya gak akan bolos lagi, Pa. Meisya janji."...