25. Melemah

3.3K 223 7
                                    

Apa ini adalah cara Tuhan untuk membawaku pergi?

- Meisya Keyrila Cheryl

---><---

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari-hari berlalu berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Sudah satu bulan berlalu dan itu juga berarti Antartica dan Vino marah pada Meisya sudah satu bulan.

Yang tadinya bila tidak ada orangtuanya, rumah adalah kebahagiaan. Tapi sekarang rumah adalah siksaan bagi gadis kelas sebelas SMA bernama Meisya Keyrila Cheryl.

Segala rasa dirasakan Meisya. Dari mulai rasa sakit, dan juga kasih sayang yang diberikan oleh kakak laki-lakinya yang masih bertahan untuk selalu bersamanya, menjaganya, dan seluruh perhatian laki-laki itu yang hanya diberikan padanya.

Maju mundur dengan membawa alat bertongkat besi. Memastikan lantai itu benar-benar bersih tanpa noda.

"Ngepel tuh jangan sambil ngelamun," tegur Antartica dengan nada menyindir.

Dengan masih mengepel, Meisya menyahut, "maaf, Kak..."

Antartica memutar bola matanya. Mengangkat kaki kanannya dan bertumpu di atas kaki kirinya. Sedaritadi Antartica sedang memakan kuaci dengan cangkangnya dikumpulkan di atas meja. Tapi sekarang cangkang-cangkang kuaci itu ia buang ke lantai tepat di depan Meisya.

"Kak..."

"Apa? Gak terima? Tinggal dibersihin lagi, gampang 'kan? Kayak gitu doang mau marah. Yang seharusnya marah itu gue! Gara-gara Lo, hubungan gue sama Revan kandas." Antartica bangkit menunjuk wajah Meisya saat mengatakan itu. "Revan dengar semuanya, termasuk fitnahan Lo itu! Dia marah, kesal, dan gak terima. Nama baik dia hilang gara-gara Lo! Benar kata mama, dasar anak pembawa sial."

Meisya berusaha menampilkan senyumannya. Walaupun senyuman terpaksa. Meisya segera menyelesaikan aktivitasnya dan membawa alat mengepelnya ke dapur.

Sudah menyimpannya, Meisya berdiri di dapur sembari berkacak pinggang. Matanya mengitari seluruh penjuru rumah. Terdapat banyak sekali kenangan indah bersama kakak-kakaknya.

Yang dulu Meisya mendapatkan tuduhan dari Gerry hanya dengan atas bercanda. Tapi sekarang ia mendapatkan tuduhan dari Antartica dan Vino atas hal serius, tuduhan hancurnya hubungan mereka dengan sang pacar. Untuk Vino, hubungannya dengan Naya tidak benar-benar kandas, hanya saja setelah kejadian malam itu Naya sedikit menghindari Vino selama hampir seminggu.

Suasana di mana dulu keempatnya yang saling menjaga, menyayangi, dan mengasihi. Tapi sekarang empat bersaudara itu terbagi menjadi dua.

Antartica dan Vino memang tidak marah pada Gerry, tapi Gerry lah yang marah pada dua kakaknya itu.

Bahkan sekarang Gerry tidak menerima uang pemberian dari dua kakaknya. Dia selalu menolak walau sudah dipaksa sekalipun. Jadi sekarang Gerry hanya mendapatkan uang untuk kebutuhannya dari pemberian orangtuanya dan juga hasil keuntungan dia berjualan di kampus.

Meisya yang dari dulu tidak pernah mendapatkan uang jajan dari orangtuanya, dan dia hanya mendapatkan uang dari pemberi Antartica dan Vino. Tapi setelah satu bulan ini, Meisya tidak mendapatkan uang dari mereka.

Darimana Meisya mendapatkan uang untuk kebutuhannya? Jawabannya adalah, hasil Gerry berjualan di kampusnya. Laki-laki itu hanya mengambilnya sedikit saja, lalu sisanya diberikan pada Meisya.

Tiba-tiba Meisya merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Meisya yakin itu adalah Gerry, lalu siapa lagi 'kan kalau bukan dia?

"Mikirin apa?" tanya Gerry mengeratkan pelukannya dan menaruh dagunya di pundak Meisya.

MEISYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang