Maafin gue karena gue berkeinginan agar Lo membenci gue yang brengsek ini.
- Gerryso Malvory Adalson
---><---
Tak ada yang lebih mengecewakan saat mendengar kabar kalau saudara laki-laki kita telah merusak dan mengambil mahkota dari seorang gadis. Seseorang yang dianggap bisa menjaga wanitanya, tapi ini malah merusaknya.
Kabar mengejutkan itu menyambut telinganya saat Meisya masuk ke dalam rumah. Ia tidak sengaja mendengar obrolan serius ketiga kakaknya.
Gerry, laki-laki itu, laki-laki yang Meisya anggap sebagai yang terbaik di rumah ini setelah dua kakaknya yang lain membencinya, dia telah menghamili seorang gadis yang juga merupakan teman sekelas Gerry.
"Bang," panggil Meisya saat mereka berada di depan kamar Gerry.
Menolehkan kepalanya lalu memilih untuk masuk ke dalam kamar dan mengabaikan Meisya. Ia sudah lelah mendapatkan omelan dari kedua kakaknya.
Meisya hanya bisa menghela pasrah. Membiarkan Gerry sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Sementara Gerry di kamarnya duduk dengan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Hidupnya berubah menjadi serumit ini.
"Ini adalah alasan kenapa gue mau Lo benci sama gue, Mei," gumam Gerry.
Saat merasa kalau matanya berair, dengan cepat Gerry menghapusnya. Menyadari dirinya yang brengsek, Gerry juga merasa gagal menjadi kakak dari seorang Meisya.
Rasa bersalah sekarang tengah menghantui Gerry.
"Gue gagal!" erang Gerry menjambak rambutnya sendiri. "Maafin gue, Mei ... Maafin gue juga, Nes ..."
Kala itu, Gerry, Nesya, Razka dan Rizki, serta Linda yang merupakan sahabat Nesya tengah mengerjakan tugas kelompok bersama di rumah Nesya.
Hari sudah malam, tapi pekerjaan mereka belum juga terselesaikan.
Mereka sudah kelas duabelas dan itu berarti mereka akan segera lulus. Maka dari itu agar lulus dengan nilai yang terbaik, mereka rela mengerjakan tugas kelompok sampai malam.
Sampai pada jam sembilan malam pekerjaan mereka baru selesai. Wajah lelah mereka begitu terlihat.
"Gue sama Razka pulang duluan ya, Ger, Nes, Lin," pamit Rizki.
"Yaudah."
Razka dan Rizki berjalan menuju mobil mereka. Tapi saat mereka hendak masuk, Linda memanggil dan meminta untuk ikut pulang bersama dan mengantarkannya sampai rumah.
Kini hanya tersisa Gerry dan Nesya yang duduk dengan canggung. Mereka memang berteman dekat, tapi sekarang rasanya seperti berbeda.
Gerry sudah menghubungi Meisya kalau ia akan menginap di rumah temannya-- Razka dan Rizki. Tapi entah kenapa dia tidak ikut pulang dengan temannya tadi.
Bahkan ia mengabaikan Meisya yang kesal karena Gerry tidak bisa pulang malam itu dan tidak bisa untuk memakan kue pisang cokelat buatan Meisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISYA [TERBIT]
Teen Fiction"Papa, sepatunya kena wajah Meisya ...." "Cukup, Pa!" "Papa, Meisya kesakitan sekarang." "Meisya minta maaf." "Meisya mohon maafin Meisya ...." "Pa, kaki Meisya perih ...." "Tangan Mei juga perih, Pa." "Meisya gak akan bolos lagi, Pa. Meisya janji."...