𝙺𝚊𝚕𝚊𝚑

243 54 31
                                    

Kali ini opening akan sedikit berbeda dari biasanya, maaf banget kalau kesannya bacot. Aku pengen membagi sedikit concern yang belakangan ini lumayan mengganggu. Aku perhatikan, jumlah vote dan orang yang melihat/membaca setiap bab dalam FF ini terdapat perbedaan yang cukup signifikan, bahkan ada yang meninggalkan jejak hanya di 1 atau 2 bab dari cerita ini.

Sebelumnya aku memang gak terlalu mempermasalahkan jumlah vote dan comment. Tapi makin kesini aku jadi mikir, "Apa cerita ini gak bagus sampe pembaca jarang, bahkan gak vote sama sekali sekaligus jarang ngasih comment?"

Padahal aku perhatikan jumlah orang yang membuka/membaca FF ini perbabnya sering meningkat, tapi jarang ada yang menyempatkan waktu untuk sekedar menekan tombol bintang sebelum menggeser layar ke bab selanjutnya ^^

Kalian mungkin gak tau bahwa setiap vote dan comment yang kalian tinggalkan sebenarnya merupakan cara bagaimana seorang penulis merasa dihargai dan mendapatkan kepercayaan diri untuk melanjutkan cerita. Kenapa? Karena adanya respon dari pembaca, penulis bisa menciptakan interaksi di kolom komentar. Selain itu penulis akhirnya tau bahwa ceritanya layak dilanjutkan dan berhasil menghibur pembaca. 

Aku sangat mengapresiasi temen-temen sekalian yang setia meninggalkan jejak, baik itu vote maupun comment di semua bab cerita ini. Meskipun hanya 1 atau 2 orang, percaya deh, itu udah lebih dari cukup!

Seperti biasa, sebelum membaca, ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan lebih dulu, yaa! 

★彡 Blossom-Na Present 彡★

"Jadi sekarang kita sudah official?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi sekarang kita sudah official?"

"Official apa?"

"Menjadi pasangan kekasih, Ranu!"

"Ah masa sih?"

"Ck! Jangan menggodaku!"

Renjun tertawa kecil mendapati wajah cemberut Jaemin yang kini menjadikan pahanya sebagai bantal. Melihat Jaemin yang memalingkan kepala sebagai tanda bahwa dirinya cukup kesal membuat Renjun yang sibuk memainkan rambut Jaemin semakin gencar menggodanya.

"Aku, 'kan belum menjawab apapun."

Jaemin mendengus, "Kau sudah mengakui perasaanku terbalas."

Renjun tersenyum. Semakin mengenal Jaemin, ia merasa semakin sering tersenyum. Entah ini hal baik atau tidak.

"Kalau begitu kenapa-" Matanya terpaku ke satu titik. Ia baru menyadari adanya tanda kemerahan yang mulai membiru melingkari leher sang kekasih, "-Lehermu kenapa?"

Jaemin mengerjap bingung, "Hah?"

"Lehermu" Renjun mengelus permukaan kulit leher Jaemin dengan lembut, "Kenapa lehermu seperti ini?"

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang