Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^
Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.
Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!
★彡 Blossom-Na Present 彡★
"Ranu benar-benar galak! Kau lihat tadi bagaimana dia menatapku? Ugh...andaikan saja aku juga sama pemarahnya seperti dia, mungkin kita akan berakhir di ruang BK" Keluh Nancy.
Selama perjalanan menuju kantin, Nancy tak hentinya menceritakan pertengkaran kecil yang terjadi antara dirinya dan Renjun beberapa saat lalu, berniat mengadu seperti yang sering dilakukannya kepada sang sahabat. Sedangkan Jaemin sendiri sebagai lelaki yang selalu memiliki perangai tenang, hanya membalas keluhan Nancy dengan senyuman tipis.
"Lain kali, kau tidak perlu melakukan hal seperti tadi."
Nancy menatap Jaemin bingung, "Kenapa?"
"Kenapa lagi? Aku tidak mau kau dan Ranu benar-benar bertengkar."
Nancy membuang nafas panjang. Ia menepuk punggung Jaemin beberapa kali dengan gelengan kecil, "Ini lah mengapa aku selalu merasa takut kamu bergaul dengan orang-orang yang salah. Polos sekali..."
Gadis itu mendongak agar dapat memandang wajah Jaemin, "Yah...memang begitu seharusnya" Sambungnya dengan suara pelan.
"Ketika kamu mengerjakan tugas Bahasa Indonesia bersama Ranu nanti, aku akan melihat seseorang dengan aura negatif bersebelahan dengan seseorang beraura positif sepertimu. Wah!! Sebuah perpaduan yang tidak biasa" Kekeh Nancy merangkul bahu Jaemin akrab.
Jaemin menggaruk tengkuknya beberapa saat, "Begitukah?"
"Ho'oh" Nancy memainkan rambutnya yang tergerai sempurna, lalu menaik turunkan alis ke arah Jaemin dengan senyuman lebar, "Aku ini pelindungmu. Jadi, apapun yang terjadi, kau harus menceritakannya padaku. Kau mengerti?"
Mendengar ucapan Nancy yang terdengar semangat, tanpa sadar membuat Jaemin tertawa keras. Nyaris membuat perhatian beberapa murid di koridor sekolah terarah ke arahnya.
"Bukankah terbalik? Seharusnya aku yang menjadi pelindungmu."
Nancy mendengus, "Dengan kepribadian seperti ini?" Cibirnya meremehkan.
Jaemin sama sekali tak tersinggung. Ia sudah terlalu terbiasa menghadapi kelakuan sahabatnya yang selalu berbicara secara blak-blakan tanpa di saring terlebih dahulu.
"Mau bagaimanapun aku ini laki-laki. Jadi aku jauh lebih kuat darimu."
Baru saja Jaemin berucap seperti itu, langkah Nancy terhenti hingga membuat Jaemin pun ikut berhenti. Mata gadis itu terpaku pada satu titik, dimana berdiri Jeno –mantan kekasihnya, yang tengah berhadapan langsung dengan Renjun. Kedua orang itu tampak berbicara serius dan tentu saja bukan hal yang baik untuk dilihat seorang Kirana Jewelry yang masih menyimpan rasa pada mantan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]
FanficKisah ini tentang kamu. Lelaki yang dipanggil 'Angin' karena beberapa alasan. Lelaki yang lembut dan hangat selayaknya angin tenang dan menyejukkan. "Cahaya di puncak mercusuar memberi tanda kepada kapal yang sedang berlayar. Bagiku, mercusuar itu...