𝚈𝚊. 𝙱𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊

213 52 25
                                    

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Seperti biasa, sebelum membaca, ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan lebih dulu, ya!

★彡 Blossom-Na Present 彡★

★彡 Blossom-Na Present 彡★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK RANU! SEMANGAT!!"

"AYO! AYO! KAK ANGIN! SEMANGAT! SEMANGAT!"

"WUHUUUUUU! KAK RANU JANGAN MAU KALAH!"

"JANGAN MODAL GANTENG DOANG YA KAK ANGIN!"

Teriakan cempreng itu mengiringi perlombaan dadakan yang akan dilakukan pasangan baru kita. Berbekal dua buah sepeda berukuran sedang yang kini telah mereka naiki tepat di garis start, beserta sembilan anak laki-laki yang berjejer di pinggir lapangan sambil berteriak meneriaki kontestan andalan mereka. Jaemin dan Renjun siap memulai perlombaan.

Semua ini berawal dari ide Jaemin ketika melihat anak-anak kecil yang sedang bermain sepeda. Ia mengajak Renjun ikut bergabung dengan alasan iseng dan langsung menyeret tangan kekasihnya menghampiri kerumunan anak-anak. Dengan antusias, ia mengajak mereka untuk bermain bersama dan langsung diiyakan dengan semangat oleh anak-anak kecil tersebut, apalagi ketika ide brilian Renjun muncul dengan menantang Jaemin untuk berlomba.

Iya, perlombaan ini dimulai oleh Renjun sendiri.

"Kau memang kekasihku" Renjun berujar sebelum salah satu anak memulai hitungan, "Tapi aku tidak akan kalah darimu di perlombaan ini."

Jaemin tersenyum miring. Menatap mata Renjun yang terlihat membara penuh ambisi, sebelum mengedikkan bahu seolah ucapan tersebut layaknya angin lalu.

"Lihat siapa yang bicara~"

Ok, Jaemin menerima tantangan tersebut.

"1! 2! 3! MULAI!!!!"

"AYO KAK ANGIN! SEMANGAT!"

"KAK RANU! JANGAN MAU KALAH!!"

Serentak, Jaemin dan Renjun mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi. Melewati anak yang mengenalkan diri sebagai Adit –seorang anak kecil berbadan gempal dengan mata bulat, hingga membuat rambut panjang anak itu berkibar layaknya bendera karena kecepatan sepeda yang keduanya bawa.

Kedua kontestan kita mengerahkan seluruh tenaga mereka melewati lintasan lapangan yang tidak terlalu mulus. Mengedepankan ambisi dan ego untuk memenangkan perlombaan dadakan ini, demi mendapatkan hadiah masing-masing.

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang