Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^
Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.
Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!
3K words, fix jangan sampe bosen!
★彡 Blossom-Na Present 彡★
"Kenapa mengajakku bertemu?"
Chandra Arsena Aksa –Park Chanyeol, menatap pria yang lebih tua dua tahun darinya dalam diam. Memperhatikan bagaimana kerutan samar mulai terlihat di kening pria dihadapannya walaupun kadar ketampanan di wajah itu sama sekali tidak berkurang.
"Bila ingin membahas tentang Varel, maka aku-"
"Aku memang ingin membahas tentang putra sulungmu, kak."
Suho mendesah panjang seraya meletakkan cangkir kopi yang baru ia teguk dengan wajah letih.
"Ini tentang Jay-"
"Jangan berani-beraninya kamu menyebut nama si biadab itu" Potong Suho datar. Wajahnya nampak mengeras, tiba-tiba merasakan emosi tak terbendung tatkala wajah pria yang hingga sekarang selalu ia kutuk kembali terbayang.
Chanyeol mengalah, tidak mau membuat Suho benar-benar marah padanya seperti tahun lalu.
"Bagaimana keadaan Varel?"
Suho mengusap wajahnya kasar, berusaha bersikap tenang karena tidak ingin melampiaskan emosi yang telah ia tahan sejak tadi di tempat umum.
"Dia baik-baik saja."
"Tapi kenapa Bana melihat Jenggala dan Varel di rumah sakit tiga hari lalu?"
Suho berdecak, "Bana pasti salah liat."
"Kak" Chanyeol menatap Suho sendu, "Katakan padaku, apa istrimu kembali memukuli Varel?"
"Menurutmu saja bagaimana?"
Chanyeol dengan kasar menyandarkan punggung di sandaran kursi. Mata bulatnya nampak sayu ketika melihat ekspresi wajah Suho yang tetap datar.
"Seberapa parah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]
FanficKisah ini tentang kamu. Lelaki yang dipanggil 'Angin' karena beberapa alasan. Lelaki yang lembut dan hangat selayaknya angin tenang dan menyejukkan. "Cahaya di puncak mercusuar memberi tanda kepada kapal yang sedang berlayar. Bagiku, mercusuar itu...