Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^
Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Seperti biasa, sebelum membaca, ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan lebih dulu, ya!
★彡 Blossom-Na Present 彡★
"Aku akan memesan g*ab."
Jaemin merengkuh Renjun yang sedikit menggigil ke dalam dekapan. Walaupun tangan kanannya sibuk membuka ponsel untuk memesan g*ab agar mereka dapat segera pulang sebab udara malam yang bertambah dingin karena hujan, dia sama sekali tak kesulitan melakukan dua hal sekaligus –walaupun sebenarnya cukup merepotkan karena Jaemin harus ekstra hati-hati agar ponselnya tidak jatuh.
Renjun menghirup dalam-dalam wangi parfume maskulin yang masih menempel di tubuh Jaemin. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang Jaemin, menikmati kehangatan serta aroma khas kekasihnya dalam diam, sembari mendengar debar jantung Jaemin yang seirama dengan debar jantungnya sendiri.
Nyaman. Seperti rumah.
Ciiiit
"Anak-anak? Apa yang kalian lakukan malam-malam begini?"
Sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan toko tua yang mereka jadikan tempat berteduh. Tidak lama kemudian, jendela mobil terbuka. Menampilkan sosok Baekhyun yang kini menatap mereka keheranan.
Renjun dan Jaemin spontan melepas pelukan tersebut, walaupun setelahnya bulu kuduk mereka meremang karena angin dingin.
"Kehujanan?" Panik Baekhyun.
Dengan terburu-buru, pria itu mengambil payung yang sengaja ia letakkan di dashboard mobil. Lalu bergegas turun menghampiri kedua remaja itu sambil menahan dingin.
"Selamat malam Pak Bana" Jaemin dan Renjun menyalam Baekhyun sejenak.
"Tangan kalian dingin" Komentar Baekhyun setelah membalas sapaan kedua muridnya, "Ayo masuk, hujannya semakin deras" Ujarnya semakin mengeraskan suara agar dapat di dengar Renjun dan Jaemin.
"Varel?"
Perhatian ketiga lelaki itu teralih ketika Chanyeol –yang turut keluar dari mobil, menghampiri sambil menggenggam payung.
Jaemin tertegun, "Paman Chandra?"
Renjun mengerjap cepat. Tidak mengenal siapa pria tinggi ini dan ada hubungan apa dengan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]
Fiksi PenggemarKisah ini tentang kamu. Lelaki yang dipanggil 'Angin' karena beberapa alasan. Lelaki yang lembut dan hangat selayaknya angin tenang dan menyejukkan. "Cahaya di puncak mercusuar memberi tanda kepada kapal yang sedang berlayar. Bagiku, mercusuar itu...