𝙱𝚎𝚛𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗

265 62 6
                                    

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.

Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!

★彡 Blossom-Na Present 彡★

"Pulang bersamaku lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulang bersamaku lagi?"

Renjun meresleting tas tanpa melirik siapa yang baru saja menawarkannya pulang bersama. Remaja itu malah membuang nafas kasar, berusaha bersabar menghadapi remaja seumurannya yang kini tengah berdiri tepat di sebelah meja dengan senyuman lebar. Keadaan kelas memang telah kosong, hanya tersisa Renjun dan remaja yang kini masih setia menunggunya.

"Aku pulang sendiri" Jawabnya malas-malasan.

Senyuman yang terkembang lebar di wajah tampan Jeno luntur.

"Kenapa?"

"Kenapa?" Ulang Renjun tak mengerti. Ia kini memilih mengalah dan menatap Jeno dengan salah satu alis terangkat.

"Kenapa ingin pulang sendiri?"

Renjun mengedikkan bahu acuh, "Hanya ingin."

"Tidak bisa Nu" Jeno dengan lincah merampas tas Renjun dan memeluknya erat, "Hari ini kau pulang bersamaku."

Renjun yang sedikit terlambat memproses perbuatan Jeno, mendelik sengit.

"Kau tidak bisa memaksaku" Balasnya berusaha merampas kembali tasnya dari tangan Jeno.

Jeno menggeleng, "Aku sudah janji kepada Kak Arion."

"Tidak usah membawa-bawa nama Kak Arion!" Kesal Renjun menatapnya sinis, "Kemarikan tasku! Aku ingin pulang!"

"Makanya pulang bersamaku" Paksa Jeno menepis tangan Renjun yang berusaha mengambil tasnya.

"Kau ini kenapa sih?" Renjun nyaris berteriak saking kesalnya, "Berhenti memaksaku pulang bersama! Aku tidak mau!"

Memang, sudah delapan hari ini Jeno terus-menerus mendatangi kelas Renjun dan memaksanya pulang bersama. Di hari pertama, Renjun masih mengiyakan ajakan Jeno –toh lumayan juga mendapat tumpangan gratis. Namun Jeno malah dengan kurang ajarnya mengajak Renjun berjalan-jalan terlebih dahulu, bahkan mengajak –memaksa, Renjun makan malam walaupun sudah di tolak.

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang