𝚃𝚊𝚔 𝚃𝚎𝚛𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋

220 54 3
                                    

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.

Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!

★彡 Blossom-Na Present 彡★

Permainan Treasure Hunt benar-benar dilaksanakan tepat dipukul delapan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Permainan Treasure Hunt benar-benar dilaksanakan tepat dipukul delapan malam. Setelah semua siswa selesai mengisi perut dan berniat mengistirahatkan diri di tenda, para OSIS segera memanggil semua kelompok yang telah menyiapkan dua perwakilan masing-masing untuk mencari harta karun, dan segera memulai permainan Treasure Hunt secara serempak.

"Berapa harta karun yang harus kita cari?"

Jaemin mengeratkan genggaman tangannya pada senter dengan mata yang sibuk menjelajahi sekeliling. Hutan yang kini tengah mereka telusuri terbilang cukup mencekam, pohon-pohonnya tinggi sehingga menutupi sinar bulan, dan suara jangkrik juga burung hantu yang saling bersahut-sahutan turut menambah ketegangan suasana.

Renjun tanpa sadar semakin merapatkan tubuhnya kepada Jaemin ketika angin malam berhembus kencang. Tangan kirinya meremas erat ujung jaket Jaemin ketika tak sengaja mendengar suara asing dari balik semak-semak. Takut penyebab suara asing itu adalah hewan buas, walaupun mustahil.

Permainan pencarian harta karun memang dilaksanakan secara serempak. Namun Jaemin dan Renjun memutuskan untuk berada di barisan paling belakang sehingga mereka cukup tertinggal dari kelompok lainnya yang telah berpencar. Walaupun peta juga berada di tangan, Jaemin tak memiliki keberanian untuk berkata jujur kepada Renjun bahwa ia sangat payah membaca peta.

"Eum...kata Pak Bana kita harus mencari tiga harta karun" Jaemin menjawab pertanyaan Renjun yang belum sempat ia jawab dengan suara pelan, "Menurutmu harta karunnya berada di sekitar sini?"

Renjun menatap sekeliling dengan gugup. Tidak ada hal yang ia tangkap selain pohon-pohon tinggi dan tumbuhan liar yang merambat kemana-mana. Selebihnya hanya hamparan tanah yang dipenuhi dedaunan kering.

"Mungkin di tempat lain."

Jaemin mengangguk. Matanya ia tujukan kepada peta yang berada dalam genggaman tangan kiri, menggigit bibir bawahnya sebentar karena tidak memahami peta tersebut, lalu melirik Renjun khawatir.

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang