𝚂𝚊𝚔𝚒𝚝

361 84 4
                                    

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan. Eakkkk.

Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!

★彡 Blossom-Na Present 彡★

Jisung tidak menuruti perintah sang kakak dengan bersembunyi di rumah Ana –teman sekelasnya. Remaja itu memilih berlari ke taman yang nampak sepi –jarak taman itu tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga Jaemin tidak akan kesulitan mencarinya.

Sambil menghela nafas, Jisung mendudukkan diri di salah satu ayunan terdekat. Berada di taman yang sepi dan gelap sendirian memang tidak menyenangkan. Disaat orang lain akan menikmati waktu bersama keluarga ketika malam tiba, Jisung malah harus menyembunyikan diri agar tidak ketahuan sang ibu membolos les.

Well, sesungguhnya membolos les bukan keinginan Jisung sendiri. Dia hanya merasa kelelahan karena selalu tidur tengah malam sebab tugas yang menumpuk dan waktu istirahatnya terpotong karena harus pergi ke tempat les yang jadwalnya lima hari dalam seminggu. Jisung hanya memiliki waktu luang di hari sabtu dan minggu –itu pun tidak benar-benar luang karena terkadang terdapat acara-acara penting dadakan. Tidak heran bila Jisung langsung jatuh tertidur begitu saja saat iseng berbaring di sofa sebelum jam empat.

"Hh...semoga Kak Angin tidak apa-apa."

"Hei, kau sendirian?"

Seorang remaja seumurannya dengan rambut di cat coklat menduduki ayunan kosong tepat di sebelah Jisung.

"Kau Jenggala?"

Jisung tersentak.

"K...kau mengenalku?"

Remaja itu tertawa nyaring, "Aku teman sekelasmu."

"HAH?!"

"Ahh sudah ku duga kau tidak mengenalku" Si remaja tersenyum tatkala mendapati pelototan Jisung, "Aku Candana."

Jisung menunjuk remaja itu ragu-ragu, "Kau...anak baru itu ya? Yang baru saja pindah tiga hari lalu" Tebaknya tidak yakin.

Ia ingat, teman sebangkunya memberi kabar kelas mereka kedatangan murid baru ketika Jisung harus izin mengikuti lomba memanah. Dan karena Jisung yang cukup sibuk –karena dia pun menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade Bahasa Inggris, remaja itu jadi jarang berada di kelas sehingga tidak sempat berkenalan dengan si murid baru.

"Nah iya, aku murid baru itu" Candana –Chenle, tersenyum semakin lebar, "Salam kenal ya!"

"E...eh...salam kenal juga" Balas Jisung canggung.

Chenle mendongak, menatap langit malam yang tidak seterang biasanya. Bintang-bintang tertutupi awan dan bulan yang seharusnya bersinar terang nampak redup. Seolah tengah ikut bersedih dan murung, seperti...

"Seperti Jenggala..." Gumamnya tidak menyadari telah mengucapkan kalimat yang ia pikirkan.

Jisung menoleh dengan kening berkerut, "Kau bilang apa?"

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang