𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝙱𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊?

219 48 13
                                    

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Seperti biasa, sebelum membaca, ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan lebih dulu, ya! 

★彡 Blossom-Na Present 彡★

"Lebih suka kopi atau teh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebih suka kopi atau teh?"

"Kopi!"

Renjun mendelik ke arah Jaemin karena jawaban yang baru ia terima. Baru mengetahui kesukaan kekasihnya dan tidak cukup menyukai fakta tersebut. Namun mengesampingkan ketidaksukaannya, ia tetap melanjutkan pertanyaannya. Masih sambil menggambar pola abstrak di paha Jaemin yang duduk sambil menyandar pada kepala ranjang.

"Buah strawberry atau selai strawberry?"

"Sudah jelas buah strawberry" Jaemin mengernyit jijik, "Siapa di dunia ini yang suka makanan olahan dari buah itu?" Tanyanya sinis.

"Jangan sembarangan ya!" Renjun memukul paha Jaemin kencang hingga membuat remaja tampan itu meringis.

Dia merengut sebal, "Selai strawberry juga enak kok!"

Jaemin yang dapat melihat dengan jelas ekspresi Renjun karena remaja manis itu sekarang memeluk sebelah kakinya seperti memeluk guling tertawa singkat. Dengan gemas ia mengacak surai halus Renjun tanpa peduli kernyitan sebal darinya.

"Iya, iya, selai strawberry enak" Ucap Jaemin memilih mengalah dan bergumam maaf dengan suara pelan. 

"Ck! Dasar menyebalkan" Sungutnya, "Sekarang aku bertanya apa lagi ya?" 

Renjun berusaha memutar otak, sedang mencari macam-macam pertanyaan lain untuk semakin mendekatkan dirinya dengan sang kekasih. Well, ini semua memang idenya. Karena kebosanan menunggu Winwin selesai memasak makan siang, Renjun memutuskan melemparkan beragam pertanyaan kepada Jaemin sambil menikmati waktu berdua di kamarnya. Hitung-hitung sebagai ajang lebih mengenal satu sama lain.

"Bagaimana dengan berkencan?"

Mata Renjun langsung membulat penuh binar. Kerutan di keningnya telah memudar.

"MAU!!"

=𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏=

"Ranu orangnya keras kepala. Bersama dengannya harus memiliki stok sabar yang banyak."

"Siap kak!"

Winwin tersenyum puas. Pemuda itu meletakkan beragam lauk yang ia masak sendiri ke piring Jaemin. Sama sekali tidak ada suasana canggung diantara mereka. Baik Winwin maupun Jaemin dapat membawa suasana menjadi lebih menyenangkan.

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang