Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman.
Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Seperti biasa, sebelum membaca, ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan lebih dulu, ya!
Mengingatkan sekali lagi bahwa cerita ini hanya fiktif belaka, tolong keseluruhan jalan cerita jangan diambil serius. Tujuanku hanya untuk menghibur kalian, so please be wise!
Irene berdiri tepat di depan pintu rumah Chanyeol dengan gelisah. Salah satu tangannya memegang sebuah amplop bersampul cokelat. Sedangkan tangannya yang satu lagi terus menerus mengetuk pintu tak sabaran. Peduli setan pada tata krama, Irene ingin secepatnya bertemu Jaemin dan Jisung.
Tok!
Tok!
"Cepat buka pintunya sialan" Rutuk Irene makin tak sabaran.
Tok!
Tok!
"Iya! Tunggu sebentar!"
Irene mendengus, "Sebaiknya cepat sebelum kesabaranku habis."
Cklek
"Kak Isabella?" Kaget Jongin. Penampilannya berantakan. Sebotol baygon yang tidak sadar dia bawa karena baru selesai membasmi sarang semut di dekat dapur berhasil membuat penampilannya terlihat memalukan.
"Kenapa kemari? Kata Kak Chandra, Varel dan Jenggala akan diantar pulang sebentar lagi" Jongin mengecek jam tangannya, "Ini masih jam sebelas."
Irene meremas kuat amplop digenggamannya hingga lecek.
"Aku hanya ingin menjemput putra-putraku sekarang."
Jongin menggaruk kepalanya yang sedikit gatal bingung, "Ku pikir kakak dan Kak Sada pergi keluar."
Irene memutar bola mata malas, "Urusan kami sudah selesai."
"Ah, begitu..."
Irene menatap Jongin tajam, "Dimana Varel dan Jenggala? Aku ingin membawa mereka pulang sekarang."
Jongin meringis pelan. Teringat dua keponakannya yang kini sedang di ajak Taeil dan Johnny ke supermarket membeli beberapa bahan untuk makan siang.
"Anu...kak...mereka-"
"Cepat panggil mereka!!"
Jongin menipiskan bibir karena bentakan Irene. Ia membuka pintu lebih lebar.
"Kakak masuk dulu. Jenggala dan Varel sedang keluar sebentar ke supermarket."
Emosi Irene semakin memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]
FanficKisah ini tentang kamu. Lelaki yang dipanggil 'Angin' karena beberapa alasan. Lelaki yang lembut dan hangat selayaknya angin tenang dan menyejukkan. "Cahaya di puncak mercusuar memberi tanda kepada kapal yang sedang berlayar. Bagiku, mercusuar itu...