Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^
Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.
Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!
★彡 Blossom-Na Present 彡★
Jaemin tidak bisa menggambarkan kegembiraannya pagi ini. Keberadaan kedua orangtuanya di ruang makan sambil berbincang ringan adalah pemandangan yang sudah lama tidak ia lihat. Mengingat selama ini orangtuanya nyaris tidak pernah berada dalam percakapan yang menyenangkan sejak keputusan Suho meninggalkan rumah.
"Pagi!" Sapanya riang.
Irene dan Suho sama-sama melempar senyum. Kedua putra mereka telah duduk di kursi masing-masing, lengkap dengan seragam khas sekolah berwarna baby blue untuk baju dan biru dongker untuk celana.
"Ayah akan mengantar kalian ke sekolah."
"Benarkah?!"
Suho berucap terima kasih kepada Irene yang baru saja mengisi gelas kosongnya dengan kopi, kemudian menjawab pertanyaan Jaemin dengan anggukan singkat.
"Ayah dan mama bisa menandatangani ini?" Jisung menyerahkan sebuah kertas bercap sekolah tepat di sebelah gelas kopi Suho.
"Sekolah kami mengadakan perkemahan" Jelas Jisung sebelum ditanyai.
"Ah benar!"
Jaemin dengan tergesa membuka tas sekolahnya, mengambil kertas yang sama persis seperti milik Jisung, dan meletakkannya ke hadapan Irene yang memasang wajah bingung.
"Perkemahannya akan dilaksanakan selama tiga hari dua malam, tepat di akhir pekan" Lanjut Jisung sambil mengambil selai kacang kesukaannya.
Suho dan Irene kemudian saling tatap. Mengirim sinyal satu sama lain untuk menandatangi surat tersebut.
"Kalian yakin akan baik-baik saja?"
"Tentu saja, kenapa tidak?"
"Tapi kali-"
"Aduh, ayah jangan berlebihan. Aku dan Kak Angin bisa jaga diri kok. Iya, 'kan kak?" Jisung memotong ucapan Suho, tidak memberi kesempatan sang ayah untuk melanjutkan kalimat yang sudah diyakini akan menyampaikan kekhawatiran serta keraguan untuk mengizinkan Jisung dan Jaemin mengikuti acara perkemahan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]
FanficKisah ini tentang kamu. Lelaki yang dipanggil 'Angin' karena beberapa alasan. Lelaki yang lembut dan hangat selayaknya angin tenang dan menyejukkan. "Cahaya di puncak mercusuar memberi tanda kepada kapal yang sedang berlayar. Bagiku, mercusuar itu...