𝙿𝚎𝚕𝚞𝚔𝚊𝚗

227 57 11
                                    

Selamat tahun baru! Walaupun sedikit terlambat, tapi semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik untuk kita semua.

Maaf atas keterlambatan melanjutkan cerita ini. Sehabis mempublish bab sebelumnya, aku harus menghadapi UAS dan setelah itu bener-bener pengen menikmati libur. Jadi buka laptop aja jaraangggg banget. Maaf yaaa

Sebelumnya, terima kasih sudah berkenan membuka cerita ini dan membacanya. Harap berikan feedback berupa Vote & Comment dengan kata-kata yang positif. Bila memberikan kritik, tolong disertai dengan saran yang membangun ya teman-teman. Karena saran sangat diharapkan, jadi jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar dengan bahasa yang baik ^^

Selanjutnya, cerita ini masih jauh dari kata sempurna. Mohon dimaklumi adanya typo, atau alur yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Aku sendiri masih dalam tahap belajar dan berkembang, jadi mohon dimaafkan.

Aku berharap kalian membaca cerita ini setelah menyelesaikan segala kesibukan dan urusan real life masing-masing. Ibadah, tugas, pekerjaan, dsb, tolong diselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu membaca cerita ini! Ini adalah warning yang paling tegas!

★彡 Blossom-Na Present 彡★

Renjun berharap apa yang dilihat oleh mata kepala nya sendiri adalah kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun berharap apa yang dilihat oleh mata kepala nya sendiri adalah kesalahan. Seseorang yang kini sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri di tengah danau sana bukan Jaemin. Tentu, pasti matanya telah salah melihat.

"ANGIN!"

Namun, suara nyaring Nancy berhasil membuat Renjun kembali ke kenyataan. Orang yang sedang tenggelam itu adalah Jaemin.

Dengan pikiran kosong, Renjun melepas sepatu yang membalut kakinya. Melempar asal topi berwarna kuning kesayangannya, dan bersiap melompat ke danau ketika Haechan tiba-tiba menahan lengannya sambil menggeleng kencang.

"Jangan aneh-aneh deh, Nu!"

Renjun berusaha melepas cekalan tangan Haechan darinya.

"Tapi Angin-"

"Pak Bana telah menuju kesana!"

Setelah ucapan Haechan, sebuah perahu kecil yang dinaiki Baekhyun dan salah satu anggota OSIS berlayar cepat menuju Jaemin.

Seluruh tubuh Renjun bergetar hebat. Matanya tak lepas memperhatikan Jaemin dan berharap perahu yang membawa Baekhyun bergerak lebih cepat.

"Tenang Nu" Haechan menepuk bahu Renjun prihatin, "Angin akan baik-baik saja."

Haechan tau betapa khawatirnya Renjun saat ini. Ia memang tidak berteriak panik dan meraung seperti yang Nancy lakukan, namun Haechan mengenal Renjun sangat baik. Bila ketakutan dan terlalu khawatir, Renjun tak akan sanggup bereaksi berlebihan. Dia akan lebih banyak diam dan seluruh tubuh yang nyaris dingin.

𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈: 𝑨𝒏𝒈𝒊𝒏 [𝑱𝒂𝒆𝒎𝑹𝒆𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang