Declaration of War

328 34 5
                                    

Author POV
===========

"Selamat datang siswa-siswi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di-"

Malam ini adalah malam penyambutan peserta Olimpiade Nasional yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Aya, selaku peserta dari Olimpiade Nasional Akuntansi duduk bersama guru yang mendampinginya yaitu bu Lidya.

"Aya, kamu kenal dia gak?" bisik bu Lidya pada Aya, kemudian Aya menatap bu Lidya sebentar dan menatap kemana arah bu Lidya melirikkan mata.

Aya mendapati sosok Shani yang sudah pernah dia temui saat di Bali kala itu dan ia bicarakan dengan ibunya. Aya mendadak penasaran, apa kira-kira Olimpiade yang diikuti Shani karena Setya belum pernah memberitahu hal ini.

"Saya belum begitu kenal bu, tapi saya sering diceritain sama Setya." jawab Aya.

"Menurut kamu dia ikut apa?"

"Kurang tau bu, karena Setya sendiri tidak cerita apa-apa tentang dia mengikuti Olimpiade Nasional tahun ini."

Bu Lidya terus menatap ke arah Shani dan rombongannya. Bukan hanya menatap Shani, bu Lidya berharap kawan lamanya menoleh juga kearahnya, yaitu bu Laksani, mantan guru Setya saat di Jogja.

"Shani Indira! SMA Gugus Bintang Satu, kelas dua! Meski saya mengambil jurusan MIPA, tetapi saya mencoba Olimpiade Akuntansi untuk menambah wawasan saya!" ucap Shani dengan lantang sambi berdiri saat gilirannya memperkenalkan diri menggunakan microphone yang terus dioperkan.

Aya merinding seketika. Bukan hanya karena dia mengetahui Olimpiade apa yang diikuti Shani, tapi karena keyakinan dan kepercayaan diri Shani membuatnya merasa terancam. Tepuk tangan terdengar sangat meriah setelah Shani memperkenalkan dirinya, lebih meriah dari perkenalan peserta sebelum dia.

"Aku ikut Olimpiade karena paksaan, tapi aku gak nyangka bakal ngerasain keseruan dari hal ini." ucap Aya dalam hati, lalu dia sedikit tersenyum sambal menatap pesaing barunya yang tiba-tiba menoleh kearahnya. Ya, tepat setelah tepuk tangan berhenti, Shani langsung menoleh ke arah Aya sejenak, kemudian duduk. "Dia bias nemuin aku diantara puluhan orang?" ucap Aya dalam hati, lalu dia merinding lagi.

"Namaku Greco! Aku bakal jadi nomor satu dan menangkap bintang jatuh!"

Anak laki-laki yang memperkenalkan diri setelah Shani tidak berbicara dengan lantang menggunakan microphone, tapi lebih memilih berteriak sambil menunjuk Shani di sebelahnya. Shani menepuk lengan anak yang bernama Greco itu lalu berbisik dan Greco langsung tersenyum bodoh.

"Nama saya Steven Greco Harlan! SMA Gugus Bintang Satu, kelas dua! Saya masih siswa baru di sekolah itu, tapi saya punya tujuan untuk menangkap bintang jatuh di sebelah saya!" teriaknya lagi tanpa menggunakan microphone.

Aya terdiam beberapa saat melihat tingkah anak itu. Selain merasa ada saingan lain, dia juga terheran-heran dengan tingkahnya yang cukup berani, lebih tepatnya tidak punya malu. Aya mendadak terkekeh melihat tingkah anak itu.

"Kamu kenapa?" tanya bu Lidya pada Aya.

"Em... bu, apakah ibu malu punya murid seperti saya?" tanya Aya kembali sambal tersenyum.

"Kenapa?" tanya bu Lidya, lalu Aya hanya melipat bibir untuk menutupi senyum penuh arti miliknya.

Anak-anak yang maju Olimpiade Nasional lain dari SMA AD sudah memperkenalkan diri mereka. Aya menerima microphone dari teman sekolah di sebelahnya dan berdiri.

"Selamat sore semuanya! Pandangan pertama dengan mata indahku akan membuat kalian semua tersihir! Perkenalkan, nama saya Nurhayati! SMA Anno-Domini, kelas dua, peserta Olimpiade Nasional Akuntansi!" ucap Aya, lalu dia menundukan tubuhnya sambil tersenyum.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang