On Your Left

473 31 8
                                    

Hari ketiga di Bali, satu hari lagi sebelum akhirnya besok kami akan pulang.

Hari ini, untuk pertama kami akan mengunjungi sebuah tempat bernama Secret Garden, dimana tempat itu menyediakan 2 hal untuk dipelajari, yaitu tentang pembuatan kopi dan pembuatan sabun. Jika berminat mempelajari hal-hal tersebut kami perlu merogoh kocek sebesar Rp 50.000,- untuk tiap pembelajarannya. Karena pelaksanaannya akan dilakukan secara bersamaan, maka aku harus memilih salah satu diantaranya.

Setelah cukup lama berpikir, akupun memilih belajar membuat kopi, bersama dengan Firman, Fiony dan Aya, sedangkan yang lain memilih belajar pembuatan sabun. Pada pembelajaran ini kami melihat bagaimana cara mengolah biji kopi, dikenalkan beberapa jenis kopi dari seluruh belahan Indonesia dan akhirnya kami juga diajari cara membuat Latte Art! Fiony yang sudah cukup berpengalaman membuat minuman semacam itu bisa melakukannya tanpa bimbingan dan langsung menerima pujian dari yang mengajarkan kami.

"Tangan lu kenapa gemeteran sih. Santai aja."

Aku yang sedang dibimbing Fiony langsung menoleh ke Aya yang rupanya mengajari Firman. Dengan sabar Aya memegang lengan Firman yang terlihat gemetaran sampai akhirnya Firman bisa menyelesaikannya.

Setelah kami selesai, kami dibolehkan untuk meminum apa yang sudah kami buat barusan. Menurutku sangat worth bila mengeluarkan uang untuk semua ini, dari melihat pengolahan sampai diajari membuat Latte Art bahkan meminumnya.

"Lu sejak kapan Ay jago bikin ginian?" tanya Firman.

Apa akan ada kemajuan dari mereka? Kurasa aku akan mendengarkan mereka saja.

"Sejak tadi. Mana pernah gue bikin ginian sebelumnya. Emang gue dasarnya pinter aja, jadi cepet bisa." jawab Aya sambil mengibaskan rambutnya.

"Songong amat." Firmat menjambak pelan rambut Aya dan Aya langsung memukul bahu Firman.

"Eh Man, lu sama Timo semester depan jadi bakal di Jakarta terus?" tanya Aya setelah mereka berhenti bertengkar kecil.

"Jadi lah, sampai kalah atau juara. Lagian Asia Tenggara cuma berapa negara coba, paling juga cepet tandingnya."

"Bakal sepi dong lapangan semester depan."

"Ya lu lah teriak aja disana, ntar juga rame." ucap Firman, lalu Aya langsung mencubit bahu Firman.

"Kenapa? Lu emang bakal kangenin gue?" tanya Firman sambil mengusap bahunya.

"Dih, PD betul. Mohon maaf nih ya, gue juga harus usaha juga buat Olimpiade Nasional semester depan, biar bisa ikutan Cerdas Cermat Nasional tahun depannya lagi. Kasian nih buat nemenin temen lu satu ini buat kalahin gebetannya. Kenalin kek ke siapa Man temen lu."

"Temen cewek gue siapa lagi kalo bukan lu pada. Emang lu mau gue kenalin ke Freya?" tanya Firman padaku, lalu aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepalaku.

"Jelas percuma sih, beda server juga ama lu. Shani aja disia-siain apalagi Freya ntar."

"Emang gak lu pepet Man?" tanya Aya langsung. Kulihat tatapan Aya langsung antusias saat nama Freya disebutkan.

"Gimana yak, asik sih emang bocahnya, manis juga. Tapi, gatau kenapa kaya rada ngeri gitu orangnya."

"Kok bisa ngeri?" tanya Aya lagi.

"Gatau dah, gak ngerasa cocok aja."

"Emang yang cocok rasanya gimana?" tanya Aya lagi.

"Yang kalo ketemu bisa nyambung?" sela Fiony.

Firman dan Aya yang sejak tadi mengobrol sambil bertatap muka tiba-tiba saling mengalihkan pandangan mereka karena ucapan Fiony barusan. Kena kalian.

"Maksudnya gimana Fi?" tanyaku untuk memanas-manasi.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang