Fortune Cookie

390 33 10
                                    

Author PoV

Sekali lagi, natal hampir tiba. Pada penghujung tahun tersebut, tak ada satupun teman terdekat Setya yang pergi liburan keluar kota, bahkan Fiony memutuskan untuk tidak pulang karena ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Kebetulan, rumah makan keluarga Dey mengadakan sebuah promo menjelang natal, yaitu diskon 20% apabila makan di tempat bersama-sama lebih dari 2 orang. Tak ingin menyia-nyiakan hal itu, Setya mengajak teman-temannya untuk ke sana, sekaligus untuk

"Gila, tenang banget liburan gue!" oceh Firman sarkas sambil meremas kepalanya sendiri, karena harus belajar di tengah liburan.

"Januari akhir kita udah Try Out satu, bangke." sahut Timo sambil mengayun-ayunkan bolpoinnya.

Meskipun mereka berdua tidak begitu memikirkan nilai akademis dan masih mampu mendapat nilai di atas KKM, Setya tetap mendorong mereka untuk lebih baik. Dia ingin mereka berdua memiliki jejak bagus di raport.

Sama seperti Timo dan Firman, teman-teman perempuan Setya juga terlihat stress karena harus belajar di tengah liburan.

"Tau gini aku pulang ke Pati aja." batin Fiony.

"Kenapa, Fi?" tanya Setya yang mampu melihat raut wajah Fiony yang terlihat cemberut. Fiony langsung merebahkan kepalanya di atas meja.

"Kalian kenapa?" tanya Dey yang baru muncul dari dalam rumah. "Siap-siap buat Try Out, kah?" lanjutnya, kemudian dirinya mendadak merinding.

Tak ada yang merespon Dey. Semuanya terpaku melihat dirinya yang memakai kostum ala Santa Claus. Mereka semua sudah melihat kakak Dey, Gracia yang mengenakan kostum serupa, tapi tak menyangka Dey akan mengenakannya juga. Dey langsung gugup setelah sadar akan tatapan teman-temannya.

"Gemes banget kamu, Dhea." Chika berdiri, memainkan bulatan putih di topi Santa. Fiony mengelus bulu-bulu putih di bagian pergelangan tangan kostum Dey.

"Oi, fokus." tegur Setya. Meski begitu, tatapannya juga tak lepas dari Dey.

"Kostum lainnya masih ada, kan?" tanya Chika setelah menyadari tatapan Setya yang tak lepas dari Dey.

Dey mengangguk berpikir kalau Chika membantunya karena rumah makan mulai ramai.

"Kalian mau juga, gak?" tanya Chika sambil melihat Setya, Timo, Firman, Fiony dan Aya. Melihat kesempatan untuk kabur dari belajar, Timo, Firman, Fiony dan Aya langsung berdiri dan mengikuti Dey ke rumah.

Setya menepuk wajahnya karena gagal mengajak teman-temannya belajar bersama. Menurutnya belajar di rumah makan Dey hari itu adalah ide yang buruk. Merasa tak bisa memaksakan kehendak teman-temannya, akhirnya Setya mengikuti mereka.

Kini terlihat ada 4 perempuan mengenakan kostum santa di rumah makan Dey, beserta 3 laki-laki dan 1 perempuan mengenakan kostum rusa terusan. Mereka yang mengenakan kostum Santa lebih aktif melakukan promosi dari luar rumah makan, sedangkan yang berkostum rusa aktif mengantar pesanan. Mereka cukup berhasil menarik perhatian pengunjung, terutama anak-anak yang kerap kali meminta foto bersama. Rumah makan keluarga Dey terasa 'hidup'.

Setelah ikut membantu Dey, pikiran Setya tentang belajar perlahan luluh. Pikirnya, tak akan ada lagi kegiatan semacam ini pada beberapa waktu ke depan.

"Kenapa bisa ada banyak kostum? Sampe ada yang rusa segala." tanya Timo pada Dey saat mereka istirahat.

"Iya ya, baru kepikiran." sambung Firman sambil memainkan tanduk di bagian kerudung kostum rusanya.

"Ini kostum udah lama kok. Biasanya pegawai yang pakai ini. Tapi karena bener-bener panas kalau dipake sambil masak, lama-lama pada males pake."

Setya melepas kerudung rusanya, lalu menurunkan kostum yang cukup besar di tubuhnya. Tanpa dia sadari, tubuhnya sudah bersimbah keringat karena kostum yang tertutup sehingga menutup akses angin.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang