Even in A Faraway Place

1.3K 62 20
                                    

================================================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

================================================================================

"Bang!" teriak Eli tiba-tiba.

HPku langsung jatuh mengenai wajahku karena terkejut mendengar Eli yang tiba-tiba berteriak.

"Aku lupa nyiapin buku kosong masa."

"Lah iya, abang juga lupa. Minggu gini ada gak ya toko buku yang buka jam segini." ucapku sambil melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 10 malam.

"Yaudah deh kita coba cari-cari barangkali ada yang buka." aku langsung beranjak dari kasur, diikuti oleh Eli.

***

Di kota kecil ini tak ada toko buku yang besar seperti yang ada di Jogja. Toko buku yang tersedia disini hanyalah toko-toko kecil, selebihnya ada di toko kelontong atau minimarket. Karena ini hari Minggu, menurut dugaanku banyak toko yang tutup cepat. Dari banyaknya minimarket yang ada juga sudah kehabisan buku kosong.

"Mampus lah aku bang, gimana coba kalo besok MOPD ga bawa buku." Eli mulai panik saat kami berhenti di minimarket kesekian yang kehabisan buku tulis kosong.

Aku terus memacu motor dengan pelan-pelan, sampai akhirnya melihat sebuah minimarket yang sudah mulai dibereskan. Aku langsung memacu motor dengan cepat dan kami sampai di minimarket yang sekiranya menjadi harapan terakhir kami.

"Eh, em, permisi kak, disini ada buku tulis kosong?" tanyaku pada pegawai yang sedang mematikan komputer kasir. Duh, sial.

"A-ada, tapi maaf kami sudah tutup." ucap pegawai itu.

"Ada kok, sini!"

Aku dan Eli saling bertatap-tatapan. Tiba-tiba terdengar suara yang seakan ditujukan untuk kami. Atau memang iya? Kami berjalan menuju arah suara tadi yang berasal dari sebuah bagian peralatan tulis.

"Butuh berapa?" tanya orang yang rupanya benar-benar memanggil kami barusan.

"Em.. tiga kak." ucapku.

"Saya satu kak." lanjut Eli.

Orang itu mengambilkan 4 buku tulis dari rak dan memberikannya pada kami.

"Alat tulis sekalian gak?" tanya orang itu.

"Cukup ini aja kak." aku menggelengkan kepalaku.

"Sama bolpoin kak." ucap Eli.

Orang itu mengambilkan satu bungkus bolpoin yang berisi tiga macam bolpoin.

"Eh tapi kak, bukannya minimarket ini mau tutup?" tanyaku.

"Udah gapapa, daripada besok kalian ga bawa peralatan tulis di hari pertama sekolah?" ucap orang itu sambil tersenyum pada kami.

"Mak-"

Aku langsung menendang kaki Eli pelan sebelum dia selesai berbicara.

"Maaf kak, kami gak bisa terima ini." aku memberikan buku yang kupegang ke orang itu.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang