Lantas

295 31 13
                                    

Setya's POV

"Akhirnya aku yang ke sini sama abang!" ucap Christy dengan riang saat kuajak dia ke Eight Sky.

Sebenarnya bukan sepenuhnya aku yang mengajaknya untuk pergi berdua kemari, tapi tujuan kami memang ingin menonton Chika tampil bersama band lokal yang merekrutnya.

"Oi!"

Aku terperanjat karena kaget mendengar teriakan dan tepukan di bahuku. Kutoleh asal tepukan dan suara itu, rupanya ada Firman, kemudian ada Timo dan Aya juga.

"Rame amat." ucapku spontan saat melihat mereka bertiga.

"Disuruh dateng ama Yessica, yaudah dateng aja." ucap Firman.

"Dhea bantuin di rumah makan, Fiony juga part-time. Yaudah aku bareng mereka." tambah Aya.

Kutoleh Christy dan dia tak terlihat sesenang tadi. "Kenapa?" tanyaku padanya, tapi dia hanya menggelengkan kepala. "Laper?" tanyaku lagi.

Christy mengarahkan pandangannya ke sembarang tempat. "Ayo, kesana!" teriak Christy sambil menunjuk sebuah stall dan menarik lenganku.

Kami tiba di stall toast yang kelihatannya memang menarik perhatian Christy. Kebetulan kami tadi mendapat kupon diskon 10% untuk menu tertentu, jadi langsung kutukarkan dengan toast berisi daging, sayuran dan keju mozarella yang meleleh. Begitu juga dengan Christy.

"Anjir! Kupon gue masih di Firman!"

Aku menoleh dan ternyata ada Timo yang mengikuti kami berdua, tapi tidak dengan Firman dan Aya. "Lah itu dua kemana?" tanyaku pada Timo.

"Gue kira ngikut kalian juga, terus pas baru nyampe sini gue baru sadar mereka gak ngikutin. Apa nyasar ya... Bodo lah." jawabnya, kemudian memilih menu.

"Kita tunggu dia dulu ya?" tanyaku pada Christy saat pesanan kami jadi secara bersamaan. "Iya deh bang." jawabnya dengan ekspresi yang kurang senang lagi. Anak ini kenapa?

"Kamu mau aku beliin apa?" tanyaku lagi. "Eh? Buat apa, bang?" tanya Christy balik.

"Kamu kok keliatannya ga seneng gitu. Padahal tadi pas baru nyampe kayanya seneng banget." ucapku.

Christy memakan toast-nya dan melirik ke arah lain. Melihat mulutnya yang tak cukup menggigit toast besar itu membuatku tertawa. Setelah pesanan Timo selesai, kami bertiga berjalan tanpa arah pasti sambil memakan toast.

"Tuh anak kayanya gak seneng gue ganggu." ucap Timo pelan saat Christy sedang melihat-lihat menu Thai-Tea.

"Hah? Ngapa emang?" tanyaku balik, kemudian menggigit gigitan toast terakhirku. Kutunggu Timo menghabiskan toast-nya.

"Malem ini rasanya kaya sendirian aja gue. Mau ngikut Firman, tapi gue liat lagi deket-deketnya dia sama Aya. Sama lu... Lu ga masalah sih keliatannya, tapi si Christy kayanya cuma mau berdua doang sama lu. Gue coba, ya?" ucap Timo, kemudian dia pergi meninggalkanku dan menghilang di tengah keramaian.

"Ko Timo mana?" tanya Christy sambil membawa 2 gelas Thai-Tea dan memberiku satu. "Gatau. Masih laper mungkin." jawabku asal karena tak tau apa maksud Timo tadi.

"Emang kamu ga suka Timo ya?" tanyaku pada Christy.

Christy langsung tersedak saat minum sambil mendengar pertanyaanku. "Hah? Anu... nggak kok, bang."

"Em... cari tempat duduk yuk, bang. Kayanya udah mau mulai." ucap Christy.

Aku dan Christy segera berjalan ke depan panggung untuk mencari tempat duduk kosong, kemudian kulihat Firman melambaikan tangan. Dia sudah duduk bersama Timo dan Aya juga, menyisakan 2 tempat duduk untuk kami berdua. Syukurlah ada mereka.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang