Sewindu

414 30 16
                                    

"Setya, mau bangun jam berapa?"

Akibat kelelahan, Setya sengaja tak memasang alarm supaya bisa tidur sepuasnya, terlebih lagi rapat evaluasi serta pembubaran tim Acara dan Dekorasi Festival Budaya masih dilaksanakan sore hari. Tapi, karena tidurnya sudah terlalu lama ada orang yang khawatir padanya karena belum bangun sampai jam 10 pagi. Setya membuka matanya dan menyadari Shani yang duduk di pinggir kasurnya, membuatnya terkejut dan berguling ke sisi kasur lainnya.

"Kenapa sih, kaya liat setan aja?" tanya Shani, kemudian dia tertawa.

Tak hanya kaget dengan keberadaan Shani di kamarnya, tapi Setya harus bisa menyembunyikan sesuatu yang selalu terjadi pada pria saat bangun tidur.

Sebelumnya, Shani berangkat sendirian ke kota Setya berada sekarang mengendarai mobilnya sendiri. Karena sudah cukup dekat dengan keluarga Setya, Shani dengan mudah meminta ijin untuk menginap di tempat tinggal Setya sekarang dan diijinkan oleh mama Setya, karena di rumah eyang Setya masih ada kamar kosong untuk tamu atau keluarga yang biasa berkunjung.

"Pagi, Shan." sapa Setya saat keadaannya sudah aman.

"Udah kesiangan tau." balas Shani. "Dah lama banget tau aku gak bangunin kamu langsung kaya gini." tambahnya.

Dulu, Shani memang cukup sering membangunkan Setya secara langsung di kamarnya seperti itu, karena Setya cenderung bangun siang kalau besoknya adalah hari libur dan sudah sangat kelelahan. Meski begitu, Setya belum pernah membangunkan Shani secara langsung karena merasa sungkan masuk ke kamarnya meski sering diijinkan oleh orang tua Shani.

"Mau langsung makan dulu? Apa mandi dulu?" tanya Shani.

"Emang mama aku masak apa tadi?"

"Eyang sama mama kamu udah ke pasar duluan tadi, jadi aku masakin pasta. Tapi sekarang udah dingin, sih. Mending kamu mandi dulu, biar aku angetin dulu pastanya." ucap Shani, kemudian berdiri dari pinggir kasur Setya.

"Eli?"

"Keluar sama temennya. Tadi sih pamitnya pergi sama anak-anak ekskul tari." jawab Shani, kemudian dia keluar dari kamar Setya.

Setya menguap lagi dan telat menyadari kalau sekarang di rumah hanya ada dia dan Shani.

"Udah kaya istri bangunin suami aja." ucap Setya dalam hati, kemudian dia tersenyum membayangkan kalau hal itu menjadi nyata di masa depannya. Dia membuyarkan lamunannya sendiri dan segera beranjak mandi.

Setelah mandi, Setya ke ruang makan dan duduk di tempat yang sudah disiapkan oleh Shani. Setya duduk di sebelahnya dan mulai makan, kemudian memerhatikannya yang sedang menyulam.

"Sejak kapan kamu nyulam gituan?" tanya Setya sambil makan.

"Akhir-akhir ini sih. Aku kalau males belajar pasti langsung iseng nyulam. Makanya kemarin waktu kamu chat aku buat ke sini, aku gak langsung jawab karena emang keasikan nyulam."

"Oh, aku kira lagi sama-"

"Aku sama Greco tuh gak ada apa-apa, loh." sela Shani yang sudah paham arah pembicaraan Setya. "Dia itu emang friendly ke semua orang, gak cuma aku. Dia juga jatuhnya lebih deket sama Cia daripada aku." tambah Shani.

Cia yang dimaksud adalah salah satu teman dekat di kelas Shani dan Setya juga mengenalnya cukup baik.

"Sedeket apa kamu sama Greco emangnya?" tanya Setya lagi.

"Intinya gak sedeket aku sama kamu, gak deket juga kaya kamu sama siapa tuh kemarin waktu Festival Budaya kemarin, aku lupa namanya."

Setya langsung tersedak mendengar hal itu. Setya merasa tersindir meski Shani mengucapkannya secara santai dan sambil menyulam.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang