Cinta 2 Hati

386 26 10
                                    

Setya's PoV

Tahun ajaran baru telah dimulai. Setelah hampir 1 minggu penuh rapat antara pengurus OSIS, Dewan Ambalan Pramuka dan guru-guru, akhirnya hal baru telah ditetapkan di sekolah. Siswa-siswi kelas 1 dan 2 akan mulai diajarkan ber-organisasi di dalam sekolah. Aya dan bu Safira yang menanggapi pertanyaanku saat pertemuan pengurus OSIS pertama kali akhirnya menjalankan sistem baru ini. Ketua OSIS yang akan menggantikan Aya kelak akan dilakukan secara pemilu.

Untuk itu, dibentuk 4 'partai' di sekolah dan tiap siswa-siswi secara otomatis masuk ke masing-masing partai tersebut berdasarkan hasil psikotes mereka. Mengenai partai tersebut, bagi mereka yang pada tahun ini memasuki kelas 3 turut dikelompokkan, tapi tak akan diprioritaskan aktif ber-organisasi dan tidak boleh mencalonkan diri sebagai calon ketua OSIS terbaru.

"Silahkan berbaris di depan kakak-kakak OSIS yang membawa lambang kelompok kalian!" ucap Aya setelah upacara kepada calon peserta didik SMA AD yang baru.

Menurut teman-temanku, baru kali ini calon peserta didik SMA AD melakukan serangkaian tes masuk, tak semudah mereka yang asal daftar dan diterima. Meskipun mereka dari SMP AD, mereka akan tetap mengikuti tes yang sama. Yang membedakan hanyalah mereka bisa regristrasi lebih awal.

Di atas mimbar upacara kini ada Aya yang sedang mengumumkan beberapa peraturan di sekolah ini, beserta Dey yang ada di sebelahnya.

"Kelompok Singa, silahkan ikuti kakak pembina kalian." ucap Aya setelah memberi pengumuman.

Aku merasa itu adalah sinyal untukku. Kutatap Zee, pengurus OSIS yang kini kelas 2 dan satu partai denganku, kemudian kami mulai berjalan ke ruang kelas 1 di atas yang disulap jadi aula kecil.

"Selamat datang di SMA Anno-Domini!" ucap Zee pada peserta MPLS yang berjalan di belakang kami saat kami menaiki tangga.

"Zee." bisikku, karena khawatir dengan tingkahnya yang menaiki tangga sambil berjalan mundur. Setibanya di aula, kami minta peserta MPLS untuk duduk sesuai arahan, kemudian kami tinggalkan mereka ke belakang aula.

Tak lama setelah aku dan Zee duduk di belakang, masuk kelompok Ular yang dibimbing oleh Indra dan adikku, Eli. Kemudian disusul kelompok Musang dibawah bimbingan Eric dan Christy, dan kelompok Elang dibawah bimbingan Chika dan Freya.

"Kalau sistemnya kaya gini aku jadi pengen ngulang kelas satu." ucap Chika yang baru duduk sebelahku.

"Sekolahku dulu yang muridnya banyak aja gak sampai kaya gini." sahutku yang cukup kagum dengan sistem ini.

"Kan kamu yang cerewet masalah ini, yaudah aku usulin aja ke bu Safira." sahut Aya yang ternyata sudah duduk di belakangku.

Kami langsung terdiam begitu melihat bu Lidya memasuki aula untuk menggantikan Kepala Sekolah yang harus segera pergi setelah upacara tadi. Aura keberadaan beliau sudah cukup membuat seisi aula yang awalnya penuh suara bisik-bisik menjadi diam.

"Selamat pagi peserta MPLS SMA AD. Perkenalkan, saya bu Lidya, wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan. Saya di sini akan menggantikan pak Kepala Sekolah untuk menyambut kalian." ucap bu Lidya, kemudian beliau menatap seluruh peserta MPLS dengan seksama.

Bu Lidya menampilkan berbagai macam slide presentasi berisi profil SMA AD, guru serta staff lainnya. Beliau juga menjelaskan sistem 'partai' yang baru dijalankan ini untuk melatih kemampuan ber-organisasi.

"Kelompok kalian sekarang ini adalah partai yang akan kalian tempati sampai lulus dari sekolah ini. Kalian tidak sendirian, karena kalian akan bergabung juga dengan kakak-kakak kelas dua dan tiga. Partai ini juga akan menjadi kelompok Pramuka kalian. Setiap hal yang kalian lakukan akan mempengaruhi poin partai. Untuk detail-detail mengenai poin partai sudah ada di buku panduan kalian, jadi silahkan baca sendiri. Intinya, bagi partai yang memiliki poin tertinggi sampai akhir tahun ajaran semester genap, maka mereka akan diberi hadiah."

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang