Bond

338 31 13
                                    

Zee yang memenangkan hati mayoritas siswa SMA AD setelah 2 tahap orasi akhirnya menyandang jabatan Ketua OSIS berdasarkan pemilu yang diadakan. Hal tersebut juga menjadi kemenangan bagi Partai Singa. Karena sudah adanya pergantian pengurus OSIS, Setya dan yang lain sudah tak bisa mengakses ruang OSIS seperti sebelumnya lagi. Kini mereka memindah 'markas' ke perpustakaan yang cenderung sepi, kecuali Eli dan Christy yang masih menjadi pengurus OSIS.

"Azizoy, belum mau pulang?" tanya Christy pada Zee yang masih asik menulis sesuatu setelah rapat selesai.

Zee menggelengkan kepalanya. "Krispi kalo mau duluan aja gapapa."

Christy hanya mengangguk dan langsung keluar begitu selesai membereskan perlengkapannya. Zee yang sejak tadi hanya pura-pura memperbaiki catatan rapat langsung menutup buku, membawanya dan mengikuti Christy.

Zee mendapati Christy memasuki perpustakaan yang baru-baru saja menjadi markas baru Setya dan yang lainnya. Sambil mengintip sedikit dari jendela, Zee hanya melihat Christy dan Setya yang hanya berdua. Zee mengamati kegiatan mereka berdua sambil mencatatnya.

"Teknik pendekatan kakak kelas tercinta Christy, babak baru. Pertama, sapa kak Setya terus duduk dan ngobrol bentar..." gumam Zee pelan sambil mencatat.

Dia kembali mengintip dan melihat Christy mengeluarkan laptop. Untung bagi Zee, posisi duduk mereka berdua membelakanginya, membuatnya tak terdeteksi. Christy membuka aplikasi pemrograman dari laptop, membuat Setya berdecak kagum dengan apa yang dilakukan Christy dan Zee mencatatnya.

"Kok tumben cuma berdua, ya?" gumam Zee pelan lagi.

"Kamu ngapain, Zee?"

Zee terkejut dan menjatuhkan buku serta pulpennya. Dia melihat Fiony yang memergokinya dan segera mengambil barang-barangnya yang jatuh.

"Eh, halo ce Fio! Gimana progress simulasi Olimpiadenya?" Zee yang panik berusaha mengubah topik pembicaraan.

"Masih perlu diajarain Setya, sih. Tapi sejauh ini aman." jawab Fiony, kemudian Zee mencatatnya.

"Emang ada hal baru yang bikin ce Fio kesusahan buat persiapan Olimpiade Biologi?" tanya Zee lagi.

Fiony berusaha mengingat-ingat hal yang membuatnya bingung akhir-akhir ini. "Ini gak mungkin muncul sih di soal, tapi penasaran aja." ucap Fiony.

"Apa itu, ce?" Zee bersiap mencatat hal yang membuat Fiony bingung.

"Jadi, ulat tau gak ya kalau mereka bakal jadi kupu-kupu, atau mereka jadi kepompong tanpa tau apa yang bakal terjadi sama mereka?"

Zee mencatat pertanyaan itu, kemudian menggaruk puncak kepalanya dengan pulpen karena ikut bingung sendiri.

"Kenapa sih, ce, kok mikir sampe segitunya?" tanya Zee sambil tertawa.

"Gatau, kepikiran aja." Fiony ikut tertawa, melihat isi perpustakaan sejenak kemudian melewati perpustakaan.

"Loh, ce, gak masuk ke perpus?" tanya Zee.

"Oh, nanti. Aku masih pelajaran tambahan buat Olimpiade." jawab Fiony sambil berlalu meninggalkan Zee.

Zee kembali melihat ke dalam perpustakaan, di mana Setya dan Christy tertawa tanpa suara demi menjaga ketenangan.

"Ce Fio gak suka sama apa yang barusan dia liat di perpustakaan." gumam Zee pelan dan mencatatnya.

Zee sebenarnya masih berusaha untuk bergabung dengan circle mereka, tapi karena dia tak memiliki minat untuk ikut Olimpiade apapun membuatnya merasa kesulitan. Dia bahkan memakai jabatannya untuk mengizinkan mereka memakai ruang OSIS, tapi tawaran itu tertolak. Kini dia memilih untuk mencatat serba-serbi hal yang menurutnya perlu dicatat, untuk mengenal mereka sedikit demi sedikit. Karena menurutnya Fiony sosok yang paling sulit dicari tau, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti Fiony selagi ada kesempatan.

TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang