"Seperti dispenser, dia bisa membekukan suasana dengan tatapan datarnya dan dalam waktu bersamaan juga membuat hangat hati ini dengan segala perhatiannya."
~Kalvita Anggreny Wijaya~
HAPPY READING
Jangan lupa Vote sebelum baca. Tandai kalo ada typo atau kejanggalan:)"Goqxiiii... Handukan dulu sini. Kamu masih basah, nanti jatoh!" teriak Vita mengejar anak laki-laki usia 6 tahun itu ke ruang tengah dengan sebuah handuk putih berukuran kecil di tangannya.
Goqxi tidak menghiraukan panggilan Vita yang meneriakkan namanya. Ia terus berlari ria tanpa arah.
Goqxi adalah anak dari tante Vita yang paling muda. Tante Vita hanya mempunyai dua anak, satu lagi bernama Syice.
Brukkk
"Huaaaa... Mommy. It's so hurt."
Mendengar tangisan sang adik, Vita buru-buru menemui anak nakal yang sayangnya anak dari tantenya itu.
Vita menemukan Goqxi yang sudah terlentang di lantai. Anak itu mulai menangis kesakitan. Vita tebak, pasti ia terjatuh karena berlari dalam keadaan basah.
"Hey... Are you okay? Mananya yang sakit?" tanya Vita berjongkok di samping Goqxi.
"Here," ucap Goqxi sedikitnya memiringkan tubuhnya dan menunjuk bokongnya yang rata itu.
"Kakak bilang tadi juga apa? Makanya lain kali dengarkan orang tua kalo ngomong!" omel Vita lalu membantunya untuk berdiri.
"Kak, masih sakit..." rengek Goqxi
Sedari tadi, hanya kalimat itu yang Vita dengar. Ia sengaja tidak bertindak bahkan untuk menjawab sekalipun. Vita ingin memberikan pelajaran pada anak itu supaya ia tahu dimana letak kesalahannya.
"Sekali lagi nggak boleh lari-lari apalagi masih basah kayak tadi, ngerti?"
"Ngerti, Kak. Goqxi nggak bakal ngulangin lagi. Janji," ujar Goqxi membuat Vita tersenyum dan menepuk-nepuk puncak kepala anak itu pelan.
Untuk urusan mengakui kesalahan, didikan sang Tante harus diacungi jempol. Tanpa diajari, Goqxi sudah mengerti jawaban apa yang Vita harapkan.
"Yaudah sini Kakak peluk biar sakitnya ilang." Vita yang duduk di sofa merentang tangannya.
"Emangnya bisa gitu, Kak?" tanya Goqxi polos.
Lihat lah, Goqxi yang menjengkelkan berubah menjadi menggemaskan seperti sekarang.
"Bisa dongg... Buruan sini!"
Goqxi langsung naik ke atas sofa dan duduk di pangkuan Vita.
Vita memeluk dan mengelus rambut Goqxi yang masih sedikit basah usai mandi tadi.
"Kak,"
"Hemm..."
"Kok empuk?"
Vita melotot tak percaya. Kalau sudah begini apa yang harus ia jawab?
"Ya ampun, ini bocah benaran polos atau gimana sih?" gerutu Vita dalam hati.
"Em itu—"
"Aku panggilin nggak dengar. Ternyata lagi asik disini." ucap Alvin dari pintu utama melangkah mendekati mereka.
"Huufftt..." Vita menghembuskan napas lega.
"Untung ada Kak Alvin, kalo nggak bisa mati kutu gue," gumam Vita pelan.
"Ehh, sorry Kak." ucap Vita yang hanya dibalas anggukan oleh Alvin sebagai jawaban.
"Kak, who is that?"