"Adakah kasih yang sempurna dibalik ketidaksempurnaan?"
|Happy reading|Sore ini di taman belakang, Vita tengah menikmati keindahan sunset dengan segelas hot chocolate di tangannya. Diseruputnya minuman itu sembari menengadah menatap keindahan alam yang mampu menyejukkan penglihatan yang tengah panas ini.
"Vita sayang..." panggilan itu sukses membuat Vita tersadar dengan lamunannya.
Vita menoleh ke belakang mendapati Hana yang menatapnya dengan raut yang sulit untuk diartikan.
"Lamunin apa?" tanya Hana merangkul pundak Vita yang dibalas dengan gelengan oleh gadis itu.
"Jangan bohong sama Mama!" ucap Hana memperingati.
"Vita nggak lagi melamun kok, Ma. Aku cuma lagi liatin sunset tuh!"
Hana tidak menggubris ucapan Vita lagi. Perempuan paruh baya itu memilih untuk diam dan mengikuti pandangan sang putri. Keduanya menikmati langit jingga dengan keheningan.
Lama mereka saling diam, sampai suara Hana memecah keheningan. "Apa Mama harus suruh dia kesini?" tanya Hana menoleh ke arah Vita yang masih tetap pada posisinya.
"Dia siapa sih, Mah?"
"Mama tahu kamu belum bisa lupain dia, kan?" ucap Hana lagi tanpa mau repot-repot untuk menjawab pertanyaan Vita tadi. Ia sangat tahu bahwa putrinya itu tahu betul siapa yang dia maksud.
"Hufftt..." Vita menghembuskan napas lelah lalu menatap sang ibunda dengan wajah sendunya.
"Ini lagi usaha, Mah." singkat Vita membuat sang ibu terkekeh kecil.
"Sudah satu tahun lebih dan kamu selalu mengucapkan hal yang sama." Vita sangat menyetujui perkataan Hana barusan. Nyatanya, mencoba untuk melupakan cinta pertama dengan semua kenangan mereka selama beberapa tahun terakhir, bukanlah sesuatu yang mudah.
"Trus mau gimana lagi? Ini juga bukan kemauan Vita."
"Emangnya kamu nggak mau ketemu sama dia, trus nanya alasan dia ngelakuin ini?" tanya Hana lembut. Tangannya bergerak untuk mengelus surai ash silver Vita. Rambut hitam panjang yang sangat ia cintai dulu sudah berubah menjadi warna yang berbeda sejak sehari sesudah Vita menginjakkan kakinya di tempat ini. Yah walaupun rambut hitamnya masih tetap terlihat, karena tidak semua rambutnya Vita warnai penuh.
"Udah lah, Mah! Vita males bahas dia. Nanti keinget terus jadi makin susah lupainnya." ujar Vita"Yaudah, kalo gitu Mama ke dalam dulu ya? Mau nyiapin mandian Papa kamu."
"Papa udah pulang?" tanya Vita tersenyum sumringah.
"Udah. Salam dulu gih!"
"Iya, Mah. Nanti Vita nyusul." Hana mengangguk saja kemudian beranjak dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILOVE [END✓]
Подростковая литература[Part masih lengkap & Belum revisi. Harap maklum]