"Waktu tidak bisa diulang kembali, jadi cobalah memanfaatkan segala yang terjadi. Cobalah untuk memaafkan, walau tersakiti. Ingatkan mereka yang menyakiti, agar tidak mengulangi."
-Kalvita Anggreny Wijaya-
Happy reading...
Vote sebelum baca:)Di tempat lain, kini Alvin dan ketiga sahabatnya baru saja memasuki kantin sekolah.
Dimeja paling pojok yang menjadi tempat biasa mereka menikmati santapan mereka, ia bisa melihat kedua gadis yang tengah menikmati makanan di hadapan mereka. Tapi, Alvin merasa ada yang janggal. Ah ya, ia tidak melihat keberadaan Vita disana.
Tidak butuh waktu lama, Alvin dan ketiga sahabatnya telah menempatkan duduk di tempat kedua gadis itu.
Posisi duduk Raka yang bersisihan dengan Sandra, yang notabennya adalah pacar Raka. Aska juga menempatkan duduknya sisi lain Raka. Sedangkan Alvin, Mycheal, dan Jeslyn dihadapan mereka.
"Vita mana?" tanya Alvin tanpa memberi pertanda, pertanyaan itu mengarah pada siapa. Yang pasti kepada kedua gadis yang berada di hadapan dan di samping kanannya. Tidak mungkin dia bertanya pada ketiga sahabatnya, sedangkan mereka datang bersama-sama.
Lagi pula, kedua gadis itu merupakan sahabat Vita yang satu kelas dengan Vita."Tadi sih dia bilangnya ke toilet kak. Tapi ini udah lebih dari 10 menit dan Vita belum juga nongol." ujar Jeslyn menjelaskan, yang dibalas anggukan kepala oleh sang kakak kelas.
Lima menit berlalu
"Duh Vita kemana ya, kok udah 15 menit lebih gak nongol-nongol?" ucap Jeslyn, merasa khawatir dengan sahabatnya itu.
"Coba telepon," ucap Sandra yang melihat raut khawatir dari gadis di hadapannya.
Jangan berpikir bahwa Sandra tidak khawatir atau tidak peduli. Sandra itu tipe cewek yang bawaannya santai. Santai mengadapai masalah merupakan kelebihan Sandra yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang pada umumnya. Tapi di balik itu, dia juga mengerahkan pikirannya mencari untuk solusi.
Jeslyn tidak menjawab. Akan tetapi, tangannya bergerak mendial nomor Vita di benda pipih yang ada di genggamnya.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihub-" mendengar suara operator tadi, membuatnya kesal. Alhasil, Jeslyn mematikan sambungan teleponnya.
"Huh, kagak aktif," ucap Jeslyn menjawab pertanyaan kelima remaja yang sedang menatapnya dengan sorot bertanya-tanya, seakan berkata "bagaimana?"
"Halah udah santai aja, palingan juga dedek emmes lagi boker." celutuk Aska yang tidak menyukai suasana saat ini. Ia bisa melihat raut serius dari ketiga sahabat dan kedua adik kelasnya. Tapi bukannya mencari solusi, malah menambah darah tinggi.
Platakk..
Raka menjitak kepala Aska, membuat si empu mengeluh kesakitan dan memegangi kepalanya yang terasa panas.
"Orang lagi serius juga! Gue enek tahu enggak denger bacotan lo tiap hari?!" ucap Raka sarkas. Ia teramat kesal melihat tingkah Aska yang kadang tidak mengerti membaca situasi.
"Duain," ucap Mycheal menimpali.
Alvin di tempatnya menjadi gelisah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ia mengkhawatirkan gadis itu.
"Gue bakal nyusul Vita ke toilet," ucap Alvin yang langsung melongos pergi dari hadapan kelima remaja itu.
Bel pertanda masuk telah berbunyi sejak dua menit yang lalu.
Kini Alvin sudah berdiri di depan toilet wanita. Dirinya tampak ragu untuk melangkahkan kaki ke dalam toilet tersebut.
Membuang segala keraguannya jauh-jauh, Alvin mulai melangkahkan kakinya ringan untuk masuk kedalam toilet dan memastikan keadaan Vita baik-baik saja.