[13] Anna

327 102 21
                                    

"Ribuan gurauan belum tentu dapat mengukir satu senyuman. Namun, satu senyuman mampu menciptakan jutaan kerinduaan.

Happy reading♥
Vote sebelum baca reader's ku.
Kritik dan saran selalu diterima ya:')
Kalo ada typo koment aja oke?

"Nama lo siapa? Gue Kalvita. Panggil aja Vita." ucap Vita mengulurkan tangannya.

"Anna." jawab gadis itu singkat seraya menjabat tangan Vita.

"Gue Alvin." ucap Alvin mengulurkan tangannya, sedetik setelah kedua gadis dihadapannya melepaskan jabatan tangan mereka.

Anna yang mendengar itu tersenyum dan membalas jabatan tangan Alvin tanpa mau repot-repot memperkenalkan namanya. Tohh Alvin juga sudah dengar ketika ia berbicara dengan Vita tadi.

Setelah insiden tadi, Alvin berniat untuk memberi tumpangan pada gadis malang itu. Tapi mengingat ia berangkat dengan Vita, maka Alvin membatalkan niatnya.

Alvin tidak bodoh, meninggalkan Vita setelah ia menjemput dan berangkat bersama gadis itu. Sekarang Vita menjadi tanggung jawabnya. Alvin akan mengantarkan gadis itu sampai tujuan dengan selamat.

Alhasil, Alvin memberhentikan ojek yang kebetulan lewat, untuk mengantar Anna. Sebenarnya Alvin merasa bersalah karena dirinya yang menjadi penyebab lutut gadis itu terluka.

Setelah kepergian Anna, keduanya kembali menaiki motor dan melajukan kendaraan beroda dua itu lantas bergabung dengan kendaraan lain.

Tidak butuh waktu lama, kini kedua sejoli itu sudah tiba di sekolah tercinta dengan keadaan yang baik-baik saja tentunya. Jarak dari tempat kejadian tadi ke sekolah memang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 5-7 menit.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 08.45. Itu artinya, pelajaran kedua telah usai dan akan dilanjut dengan pelajaran ketiga.

Alvin melipat kedua tangannya di atas meja, membenamkan kepalanya di lipatan tangan itu dan menjadikannya sebagai bantalan.

Dirinya benar-benar mengantuk saat ini. Meningat tadi pagi ia lebih cepat bangun dari yang biasanya. Membayangkan lelaki itu yang telah tiba di rumah Vita pukul enam tadi, membuat Alvin semakin pusing saja. Kira-kira pukul berapa ia bersiap-siap tadi?

Baru saja Alvin memasuki alam mimpinya, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang yang memanggil nama seseorang. Membuat lelaki itu terperanjat di tempat.

Bukan memanggil namanya. Hanya saja teriakan itu mampu memekakan telinga si pendengar. Hal itulah yang menjadi penyebab Alvin terbangun dari alam mimpi.

"ASKAA!! Sudah berapa kali kamu tidur pada saat kelas saya?! Mulai saat ini dan seterusnya kamu tidak boleh masuk kelas saya lagi!" ucap ibu Feliz mutlak, tak terbantahkan.

"Bu jangan gitu dongg bu. Saya janji gabakal tidur di kelas lagi bu. Suer dehh bu. Ibuuuuuu..." rengek Aska membujuk ibu Feliz.

"Tidak!! Sekarang juga kamu keluar!" titah ibu Feliz menghiraukan Aska yang sudah memasang wajah puppy eyesnya.

"Buuuuu... Huuuaaaa" ucap Aska keukuh, dilengkapi dengan suara tangisnya yang dibuat-buat.

Hal itu membuat tawa satu kelas pecah. Kecuali Alvin yang masih tetap dengan ekspresi wajah mengantuknya.

Ibu Feliz hanya bisa mengulum senyum."anak ini.." batinnya.
"Oke kalau begitu, kamu saya hukum!" ucap bu Felis, membuat Aska membuang nafas pasrah.

VILOVE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang