"Oh ternyata gini rasanya jadi raja bagi kaum hawa? Enak juga ya? Kelamaan jadi dayang sih!"
~Samuel
Happy reading:))
Jangan lupa vote dan koment sayanggg 😚😚
Aku bakalan cepat update, kalo sekiranya yang baca dan voment sudah mencapai batas minimal yang aku targetin. Jadi, semangat vomentnya sayang...
Alvin melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 16.00. Ia menghembuskan napas lelah, lalu milih berbaring di tempat tidur bernuansa abu-abu itu.
Pikirannya kembali berputar pada masa pra UNBK, ia benar-benar belajar sungguh-sungguh untuk itu. Walaupun dia pintar, ia juga harus tetap belajar bukan? Justru akan lebih baik, kalau kita selalu merasa kurang untuk sebuah pendidikan. Dengan itu, kita akan semakin didorong untuk belajar.
Masa SMA telah berakhir sejak pensi beberapa hari lalu. Sungguh, Alvin menikmati moment itu. Banyangan Vita yang menatap lekat padanya, taatkala ia menyampaikan sepatah kata perwakilan dari team basket SMA angkasa. Mengingat itu, sebuah senyum terbit di kedua sudut bibirnya.
Alvin menyalakan ponselnya dan membuka Galeri. Ia melihat-lihat foto kebersamaannya dengan Vita dan teman-teman lainnya. Tidak banyak, hanya ada 7 foto bersama teman-temannya, 2 foto saat ia menyampaikan sepatah kata di atas panggung, dan 5 foto bersama gadisnya.
"Cantik banget pacar aku..." Alvin terkekeh pelan atas perkataannya sendiri. Sungguh ia berubah menjadi konyol saat kembali bersama Vita.
Rasanya ia semakin bersemangat untuk hal apa pun. Terutama untuk pergi ke gereja, rasanya selalu menggebu saat ingin menjemput gadis itu. Begitu juga saat menjemputnya ke sekolah.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Matahari sudah mulai tenggelam, meninggalkan warna jingga yang selalu bisa memenangkan hati tiap umat manusia.
Di bawahnya, Vita tengah menyirami bunga-bunga Hana, karena permintaan sang ibunda yang tengah sibuk menyiapkan makan malam.
Vita terlalu asik memainkan selang di tangannya, sampai-sampai gadis itu tidak menyadari bahwa air dari selangnya telah terjun bebas ke pekarangan rumah sebelah.
"Bi Nana pelan-pelan dong nyiramnya. Aku jadi basah gini." ucap Samuel mengibas-ngibaskan bajunya yang terkena cipratan air.
Matanya meneliti tiap sudut pekarangan rumah, namun tidak menemukan seorangpun disana.
Lagi, cipratan air kembali mengenai tubuhnya yang ternyata dari arah sebelah.
Samuel memilih untuk mencari tahu siapakah gerangan yang membuatnya basah dengan memanjat tembok.
Setelah mengetahui siapa pelakunya, Samuel beranjak dari tempatnya menuju gadis itu, Vita."Heh, siput betina!" Samuel menarik pergelangan tangan Vita untuk menghentikan aksi gadis itu.
"Apaan sih?!"
"Lo liat nih baju gue sama semua halaman rumah gue, basah karna ulah lo!"
"Kok bisa? Guekan nyiram bunganya mama doang. Ini aja bikin tangan gue pegel, masa iya harus nyiramin halaman Lo juga, kan nggak lucu?" ujar Vita melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
"Gue nggak mau tahu ya! Pokoknya Lo harus tanggung jawab,"
"Maap elah..."
"Gitu doang?" tanya Samuel
"Maksud Lo gue harus ngelapin halaman Lo yang basah, gitu?"
"Nggak perlu... Mama gue nggak dirumah besok," ucap Samuel membuat Vita mengerutkan dahinya.