"kerja kelompok tanpa perbacotan itu bagaikan hubungan aku sama dia. Mustahil buat terjadi!"
***
Happy reading 😚
Tap bintang dulu yuk!"Ehh Vit... Gimana? Kamu bisa kan ikut kerja kelompok nanti di rumah Mark?"
"Bisa kok." ucap Vita menganggukkan kepala kemudian kembali menikmati makan siangnya.
Vita dan wanita di hadapannya—Suzi tengah menikmati makan siang mereka di kantin fakultas. Tadi, kelompok Vita memang telah berencana mengerjakan tugas kelompok mereka di rumah Mark yang lebih dekat dengan kampus, semuanya telah sepakat tanpa terkecuali.
"Masuk, yuk! Bentar lagi kelasnya Pak Robert nanti kita nggak boleh masuk kalo telat dikit aja. Huh aku masih kesal karna minggu lalu beliau mengeluarkanku gitu aja." gerutu Suzi membuat Vita menahan tawa. Bukan bermaksud untuk mengejek Suzi temannya itu, tapi kilasan Suzi yang melongo ketika diusir dengan kata-kata pedas oleh Pak Robert kembali melintas di pikirannya. Semua mahasiswa juga mengulum tawa pada saat itu. Mereka ingin tertawa, hanya saja pandangan tajam Pak Robert mampu mengerem tawa mereka.
Pak Robert bukan dosen muda. Beliau telah menginjak kepala empat, namun sifat disiplinnya patut diacungi jempol. Tidak pandang bulu, kalau memang salah ya tetap harus diberi hukuman.
Seperti yang telah disepakati sebelumnya, kini Vita dan teman-teman lainnya sudah berada di pelataran rumah Mark.
"Yaudah masuk, yuk!" ajak Mark meraih jemari Dona untuk ia genggam dan menuntun gadis itu masuk.
"Kamu ngajak kita semua masuk apa Dona aja?" tanya Suzi kesal. Keduanya selalu mengumbar kemesraan, jadinya sebagian dari jiwanya yang ingin dibelai memberontak keluar.
Fiks, Suzi cewek kurang belaian!
Setibanya di ruang tamu, Mark mempersilahkan mereka untuk duduk. Namun Suzi yang hendak mendudukkan diri terpaksa mengurungkan niatnya karna perkataan Mark yang menyuruhnya menyiapkan minum.
"Suzi, make a drink please!" sebenarnya itu perintah hanya saja terdengar lebih lembut dan terkesan sopan pasalnya Mark menambahkan kata tolong di akhir kalimatnya.
"Why should i?" tanya Suzi menatap tidak suka pada Mark.
"Sayang nggak usah, aku aja." ucap Dona bangkit dari duduknya namun dengan cepat ditahan oleh Mark.
"Nggak. Biar dia aja! Enak aja mau enaknya doang." ucap Mark lalu kembali menatap Suzi.
Vita dan Leon hanya diam menyaksikan perdebatan mereka.
"You are my cousin, and you are the only girl who used to come here. Faster!" ujar Mark membuat Suzi ingin menjahit mulut sialannya itu agar berhenti mengeluarkan kalimat perintah.
Yah, Suzi memang sepupu Mark. Suzi juga sering berkunjung ke rumah Mark dan menginap disana. Hal itu terjadi kalau hari ini Suzi pulang larut padahal besoknya ada kelas pagi. Di rumah ini, mama Mark telah menyiapkan satu kamar untuk Suzi berserta segala keperluan Suzi seperti baju dan alat-alat mandi.
"Menyebalkan!" gerutu Suzi berjalan ke dapur dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
"Aku nyusul Suzi dulu." ucap Vita berlalu tanpa seizin mereka.
Tidak lama kemudian, Vita dan Suzi datang dengan minuman dingin di atas nampan. Mark memamerkan senyumnya saat melihat Suzi membawa nampan itu mendekat ke arahnya.
"Nah, kalo gini kan jadi cantikan dikit. Sering-sering deh kayak gini, siapa tau kamu bisa jadi cantik beneran." ujar Mark menggoda Suzi
"Cantik matamu!" ucap Suzi sarkas.