10. Childhood || pt. 9 : Academy

201 46 27
                                    


Akademi Bangsawan (Royal Edle Academy)

Kami berjalan menuju ruangan kelas kami. Tunggu, sepertinya kami melupakan sesuatu. Uwahhhh ruangan kelasnya!!

"Uh, Yang Mulia. Sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk mengatakan ini namun, kita belum sempat mengambil jadwal dan ruangan kelas kita?" tanyaku perlahan kepada Alle yang langsung disambut oleh tatapan horror.

"K-kenapa kau tidak bilang dari tadi!?" tanyanya balik sambil menaruh tangannya di depan mukanya.

Aku terkekeh, "Anda yang menarikku sejak kita datang kemari bukan? Aku hanya bisa mengikutimu."

Alle tersenyum masam, "iya iya, yasudah. Mari ke ruangan kepala akademi," ujarnya sambil berjalan berbalik arah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Aku yang melihatnya hanya bisa menggeleng-geleng dalam hati. Untung saja koridor bagian situ sedang sepi, tapi ya wajar lah. Kami kan murid baru.

🍁🍁🍁

Sesudah mengambil jadwal dan mengetahui ruangan kelas. Kami pun berjalan pelan menuju kelas baru kami itu. Ya, kelas baru di akademi bangsawan ini.

"Apapun yang terjadi nanti, bersikaplah seperti biasa."

"Pfft, apa maksudnya? Anda pikir, saya akan menerkam siapa saja yang mengejek saya? Tidak mungkin. Namun kalau mereka menodai nama Anda, mungkin sesuatu dapat terjadi."

"Hey, apa barusan yang kubilang!"

"Hmn, saya bercanda."

Sekarang ini kami berada tepat di depan pintu ruangan kelas kami. Ya, kami ternyata sekelas. Mungkin karena tugasku untuk selalu menjaga Putra Mahkota, makanya demikian.

"Kau siap?" tanya Alle sambil menaruh tangannya di depan pintu besar itu.

Aku menarik nafas pelan lalu membuangnya, "hmn, silahkan."

Kritt

Pintu terbuka, dunia baru dimulai di depan kami. Kursi-kursi yang berderet di samping kiri kami, mulai dari yang pendek sampai tinggi di paling belakang tersusun bagaikan di dalam theater bioskop. Di depan kami, berdirilah podium untuk para tutor mengajar.

"Hey, itukan..."

"Astaga, Yang Mulia Sang Putra Mahkota??"

"Mereka di kelas kita?"

"Wah, sungguh suatu kehormatan."

"Di sebelahnya... Hah? Putra Duke!? Astaga, Putra Tuan Duke Leuwiq juga masuk ke akademi ini? Apakah aku bermimpi?"

"Huaaaa, ini gila! Dua orang dengan jabatan tertinggi datang ke akademi ini di hari yang bersamaan!"

Ekhemm

Suara dehaman memecah keramain di ruangan itu. Siapa lagi kalau bukan tutor kami.

"Baiklah, seperti yang kalian tahu, di depan kalian ada dua wajah baru di kelas ini. Dan ya, sepertinya saya tidak perlu menjelaskan kepada Anda sekalian siapa mereka ini. Dimohon kepada Anda semua untuk membantu mereka dalam adaptasi di akademi ini, dan ingat! Dimohon pula perhatikan sikap kalian," ujar tutor kami itu yang kulihat bernama Tuan Emmet Vormund. Heee, ternyata ia bukan seorang bangsawan. Hm, keren juga.

Tutor kami itu mempersilahkan kami berdua untuk memilih tempat duduk kami masing-masing.

"Mohon bantuannya," ucapku dan Alle dalam waktu yang bersamaan sambil membungkuk.

Crimson MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang